KOMENTAR

BUKU filsafat pertama yang saya coba pelajari di masa remaja adalah The Confessions of St. Augustine sebagai alih Bahasa La conversione di Sant'Agostino. Penulis buku itu adalah seorang uskup merangkap filosof bernama Aerolius Augustinus yang kemudian dikenal di Indonesia sebagai Santo Agustinus.

Pemikiran

Pada awalnya, Agustinus berikhtiar mengembangkan pemikiran Plotinus melalui mediasi Prophyry dan Victorinus. Lalu sang mahapemikir yang dilahirkan di Souk Ahras, Aljazair, Afrika ini mendalami pemikiran mengenai kemauan manusia sebagai topik sentral etika yang kemudian memengaruhi pemikiran Schopenhauer, Kierkegaard dan Nietzsche.

Dialektika pemikiran Agustinus dipengaruhi ajaran bahasa Virgil dan ajaran argumentasi Cicero. Bertrand Russel terkesan oleh kontemplasi Augustinus yang disandingkannya dengan pemikiran Kant.

Para teolog Katolik melukiskan kepercayaan Agustinus terhadap Tuhan bukan saja emosional namun juga rasional sebagai pengembangan aliran manichaisme yang semula dianut Agustinus di masa remaja.

Renungan Augustinus tentang sifat kodrati waktu dikaitkan dengan konsiderasi mengenai daya ingat manusia secara ekplisit matafora spatial dan arsitektural sebagai teknik mnemonik dalam menyerap dan mengolah informasi dalam kuantitas besar.

Nasrani

Metode filosofikal Agustinus memiliki pengaruh berkelanjutan terhadap keseluruhan pemikiran teologi Nasrani sampai masa kini. Pendekatan deskriptif Agustinus mengenai kesengajaan, memori dan bahasa sebagai rangkaian fenomena menginspirasi fenomenologi dan hermenuetika modern. Martin Heidegger menggunakan deskrispi pemikiran Agustinus di dalam mahakarya “Being and Time”.

Hannah Arendt mendalami penulisan filosofis dengan konsep Agustinus tentang kasih di dalam disertasi Der Liebesnegriff bei Augustin yang menerangai vita socialis sebagai landasan kasih sebagai dasar sukma kemanusiaan yang adil dan beradab.

Warisan

Warisan pemikiran Santo Agustinus tampil pada tiga perspektif falsafiah yaitu keimanan, theologi dan teori politik keagamaan.

Bagi saya pribadi yang dangkal daya pikir, makna utama pemikiran Agustinus seiring-sejalan, seirama-senada falsafah ojo dumeh yaitu mengajak manusia untuk senantiasa menyadari kenyataan bahwa pada hakikatnya manusia memang tidak sempurna maka di dalam kemustahil-sempurnaannya mengandung sukma ketidak-berdayaan yang nihil-makna apabila dibandingkan dengan Kesempurnaan Kemahadayaan Kemahakuasaan Yang Maha Kuasa.

Penulis adalah Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan serta Pembelajar Pemikiran Manusia.




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana