Ilustrasi anak takut di keramaian/Halodoc
Ilustrasi anak takut di keramaian/Halodoc
KOMENTAR

LEBARAN memang sudah usai, tetapi ada beberapa pertanyaan yang muncul dari sejumlah Bunda terkait tingkah laku anak selama berada di keramaian Idul Fitri. Beberapa dari anak mereka ada yang histeris dan menangis, ada pula yang bersembunyi di balik orang tua.

Kebanyakan menilai anak tersebut pemalu, karena tidak suka berada di keramaian. Padahal, ada kekhawatiran lain dari anak yang bertingkah demikian, yaitu social anxiety. Kecemasan sosial atau social anxiety ini adalah kekhawatiran atau ketakutan terhadap situasi yang melibatkan interaksi dengan orang lain.

Anak dengan kecemasan sosial khawatir terhadap apa yang akan terjadi dalam situasi sosial, takut denga napa yang orang lain pikirkan tentang mereka. Mereka juga takut dipermalukan, dipisahkan dari orang tua atau pengasuhnya, atau ketakutan akan mengalami masalah.

Anak dengan social anxiety ini jelas berbeda dengan anak pemalu. Karena, anak pemalu akan secara bertahap terbiasa dengan situasi dan orang baru, sementara anak dengan social anxiety tidak demikian.

Anak-anak dengan kecemasan sosial bukanlah anak-anak yang nakal atau bertingkah. Sebaliknya, mereka adalah anak-anak yang berusaha untuk tidak terlihat. Namun, efek jangka panjang dari kecemasan sosial ini akan mempengaruhi bukan hanya aktivitas sosial maupun akademisnya, tetapi juga kesehatan mental. Mereka akan lebih rentan stres, depresi, mengalami gangguan tidur, bahkan efek kesehatan lainnya.

Gangguan yang dialami anak ini nyatanya sulit untuk dideteksi. Bertanya langsung kepada psikolog mengenai sifat dan karakter anak menjadi pilihan tepat agar orang tua dapat mengetahui kondisi Kesehatan mental anak.

Dukungan orang tua sangat berperan dalam penanganan kondisi ini. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak mengurangi rasa cemas atau takut berlebihan secara mandiri di rumah.

Berikan pengertian mengenai situasi sosial yang akan dihadapi agar anak dapat mempersiapkan kondisi mental. Jangan pula memaksa anak tampil di depan banyak orang. Jika menginginkan anak tampil di mula umum, lakukan secara perlahan sampai anak merasa nyaman dengan kondisi situasi sosial yang sedang berlangsung.




Mata Ibu, Silvia Menjadi Komentator Bola bagi Anaknya

Sebelumnya

Lagi Lagi Lolly

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting