Assalamu'alaikum membawa pada ukhuwah/Freepik
Assalamu'alaikum membawa pada ukhuwah/Freepik
KOMENTAR

SEBETULNYA salam ada di setiap peradaban dan kepercayaan, tetapi percayalah bahwa assalamualaikum memiliki kemuliaan yang menakjubkan. Kalimat mulia itu hadir mengusung misi mulia, dan berlatarkan sejarah yang agung, serta jelas bukan sekadar sapaan biasa.  

Surah al-An’am ayat 54, yang artinya, “Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu).”

Muhammad Nasib Rifa'i dalam bukunya Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (1999: 217) mengungkapkan:  

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Akramah:

Ada serombongan pemuka Quraisy datang kepada Abu Thalib. Mereka berkata, “Jika keponakanmu Muhammad mengusir budak-budak dan sekutu-sekutu kami dari sisinya niscaya dia akan lebih kami hormati, lebih ditaati oleh kami, lebih mendekati untuk diikuti oleh kami, dan akan kami benarkan.”

Hamba yang dimaksud, yaitu kaum dhuafa, ialah Bilal, Umar bin Yasar, Salim sebagai budak Abu Hudzaifah, dan Shabih sebagai budaknya Asid. Dari kalangan sekutu di antaranya ada Ibnu Mas’ud, al-Miqdad bin Amr, Mas’ud, Ibnu al-Qari, Waqid bin Abdullah al-Handhali, Amr bin Abdul Amr, Dzu Syimalain, Murtsid bin Abi Murtsid, Abu Mursid al-Ghanwi teman Hannah bin Abdul Muthalib, dan sekutu lainnya yang seperti mereka.

Dari penjelasan di atas, teranglah bagi kita betapa kaum Jahiliyah sangat menghinakan manusia-manusia rendahan, dari kalangan fakir miskin apalagi budak-budak. Para pemuka Quraisy memberi iming-iming kedudukan terhormat untuk Rasulullah, dengan syarat beliau turut menghinakan kalangan rendahan itu. Kaum penyembah berhala itu hanya meminta sesuatu yang sederhana, agar Nabi Muhammad mengusir orang-orang fakir miskin dan para budak dari sisi beliau.

Namun, agama Islam yang disyiarkan Rasulullah menghormati semua manusia, tanpa memandang suku, harta, warna kulit dan sebagainya. Bahkan kepada kalangan yang malang itu diberikan penghormatan yang istimewa.

Muhammad Nasib Rifa'i (1999: 217) menerangkan:  

Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, 'Semoga keselamatan dicurahkan kepadamu.” Maksudnya, hormatilah mereka dengan menjawab salam mereka dan gembirakanlah mereka dengan rahmat Allah yang luas dan meliputi mereka.

Dalam ayat ini Tuhan menitahkan terhadap Rasul-Nya, dan juga orang-orang beriman supaya mengucapkan salam untuk saudara-saudaranya kaum muslimin, baik itu di saat berjumpa ataupun ketika berpisah. Pada ayat di atas diterangkan pula bentuk ucapan salam itu; salamun 'alaikum tapi bisa juga assalamualaikum atau sekalian versi lengkapnya; assalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Ada tiga aspek kebajikan dalam salam Islam, yakni keselamatan, kerahmatan dan keberkahan. Mengapa demikian?

Karena dengan memeluk agama Islam, mereka memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Keselamatan itu terjadi disebabkan mereka mendapatkan ampunan, bahkan hidup dan matinya dipelihara oleh kasih sayang Islam. Kedamaian hidup mereka dapatkan sebab senantiasa dinaungi rahmat Ilahi, dan kehidupan mereka selalu dalam keberkahan.

Oleh sebab itu, tidak peduli dengan kemiskinan, kemelaratan atau bahkan perbudakan, setiap orang Islam berhak dengan ucapan salam. Karena ketika menjadi muslim, maka dirinya mulia di hadapan Ilahi.

Abdul Malik Asy-Syaibani pada Sirah Fi Zhilalil Qur'an (2020: 117) menjelaskan:

Itu merupakan penghormatan setelah nikmat iman dan kemudahan dalam hisab serta rahmat dalam balasan. Sehingga Allah menjadikan rahmat sebuah ketetapan atas diri-Nya bagi orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat-Nya, dan memerintahkan Rasul-Nya agar menyampaikan kepada mereka apa yang telah dicatat oleh Tuhan mereka atas diri-Nya.

Akhirnya, ketika kita mengucapkan salam hendaknya sampai ke lubuk hati, karena kita benar-benar meresapi makna keselamatan, kerahmatan dan keberkahan. Salam itu jangan hanya di permukaan bibir saja. Salam yang terbaik terbit dari hati yang bersih lalu sampai kepada hati yang bersih pula.




Tafsir Keadilan Gender di Antara Mukmin Perempuan dan Mukmin Laki-laki

Sebelumnya

Tahukah Keutamaan Malam Lailatulqadar?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tafsir