Pendiri MURI Jaya Suprana  dan jurnalis senior Teguh Santosa/Farah.id
Pendiri MURI Jaya Suprana dan jurnalis senior Teguh Santosa/Farah.id
KOMENTAR

JURNALIS senior dan pendiri Kantor Berita Politik RMOL, Teguh Santosa, menjadi salah seorang penerima piagam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) yang diserahkan pendiri MURI Jaya Suprana, hari ini (Kamis, 14/9) di Galeri MURI di Mall of Indonesia.

Teguh mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas wawancara yang dilakukannya dengan duta besar negara-negara sahabat di Jakarta. Sebanyak 39 wawancara itu telah diterbitkan ke dalam dua buku, yakni "Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik" dan "Buldozer dari Palestina".

Kedua buku diterbitkan Publishing House Booknesia dan telah pula diluncurkan di Jaya Suprana School of Performing Arts pada 30 Juli lalu.

Dalam penjelasannya, Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, mengatakan bahwa setiap wawancara di dalam kedua buku berdiri sendiri. Namun dari keseluruhan wawancara dapat ditarik benang merah diperoleh gambaran mengenai problematika yang sedang terjadi di panggung global.

Secara umumnya, sebutnya, ada tiga topik yang dibahas dalam setiap wawancara. Pertama, tentang aspek historis dan kebudayaan masing-masing negara. Lalu aspek hubungan bilateral dengan Indonesia terkait peluang dan tantangan yang dihadapi dalam memperkuat kerjasama. Aspek ketiga terkait dengan posisi negara tersebut dalam isu-isu tertentu baik di tingkat regional maupun arena global.

Sementara untuk negara-negara bekas Uni Soviet, kata Teguh lagi, dirinya mengajukan pertanyaan tambahan mengenai apa yang terjadi sehingga Uni Soviet yang pernah menjadi salah satu negara super power akhirnya bubar di tahun 1991. Menurut Teguh, dalam dialog dengan Jaya Suprana, penting juga bagi Indonesia untuk mempelajari situasi-situasi yang membawa Uni Soviet hancur sehingga hal serupa tidak terulang di Indonesia.

Jaya Suprana ketika mengawali dialog berkata, bahwa piagam yang diberikan hari ini adalah piagam kelima dari MURI untuk Teguh. Empat piagam lain diberikan untuk pencapaian kerjasama tim di mana Teguh menjadi tokoh sentral.

Pertama, pendakian gunung tertinggi di dunia oleh pendaki tunadaksa Sabar Gorky. Kedua, penyelenggaraan Konser Perdamaian pada April 2018 di Gedung Keseniaan Jakarta yang menampilkan pianis muda dari Korea Utara.

Piagam ketiga untuk penyelenggaraan lomba baca puisi yang diikuti wartawan secara daring pada Juni 2020, dan piagam keempat untuk Musyawarah Nasional yang dilakukan secara online pertama kali oleh organisasi pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) pada Juni 2018.

Selain Teguh yang mendapatkan rekor sebagai "Penulis Buku Wawancara dengan Duta Besar Negara Sahabat Terbanyak", hari ini piagam MURI juga diberikan Jaya Suprana kepada Brighton Real Estate yang menggelar “Open House Properti secara Serentak di Lokasi Terbanyak”, Rachmat Septiyanto yang “Berlari Melintasi Gunung Terbanyak dalam Satu Provinsi”, dan Clara Christy Veronica sebagai “Perempuan Penulis Puisi Terbanyak dalam Waktu 1 Bulan”.

Empat piagam lainnya diberikan kepada Sony Kertapati yang “Menarik Mobil Terjauh dengan Menggigit Tali”, Museum Gubug Wayang sebagai “Museum dengan Koleksi Cincin Batu Akik Alfabet Terbanyak”, Andre Andika Putra untuk “Lukisan Presiden Terbanyak dari Rangkaian Nama Desa di Indonesia”, Universitas Padjadjaran yang diwakili Hardian Eko Nurseto untuk “Pameran Koleksi Kecap Manis Merek Terbanyak”, dan Tazkia Expo 2023 yang melakukan “Pembagian Hijab Terbanyak”.

 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News