KOMENTAR

SEORANG nenek yang mengalami masalah pernapasan dengan persediaan obat yang terbatas, terjebak di China dan tidak dapat kembali ke rumah setelah mewabahnya virus korona yang mematikan.

Veronica Theobald, asal Lancaster, dijadwalkan terbang kembali ke Inggris pada hari Senin setelah mengunjungi cucunya Kharn Lambert, 31, yang tinggal di Wuhan selama lima tahun terakhir.

Wanita berusia 81 tahun itu menderita penyakit paru obstruktif kronik. Sakitnya yang parah membuatnya tidak bisa meninggalkan rumah cucunya, di mana ia tinggal selama lebih dari seminggu karena khawatir ia bisa jatuh sakit.

Cucunya, Lambert, seorang guru olahraga mengatakan: "Tidak ada yang tahu berapa lama dia harus tinggal di sini, dan saya khawatir dia kehabisan obat yang dia butuhkan untuk kesehatannya sehingga saya terus berhubungan dengan kedutaan Inggris.

"Saya khawatir jika saya harus keluar karena alasan apa pun bahwa saya akan membawa sesuatu kembali ke rumah dan dia akan terinfeksi dan jatuh sakit. Dia hanya membawa obat yang cukup untuk waktunya di sini ditambah satu minggu ekstra jika ada penundaan penerbangan," ujar Lambert.

Lambert juga sibuk meyakinkan keluarganya bahwa neneknya baik-baik saja dan akan merawatnya sebaik mungkin.  

Kedutaan telah menghubungi mereka dengan dokter yang akan menindaklanjuti kesehatan neneknya setelah akhir pekan.

Dia mengklaim histeria telah mulai turun di kota dalam 24 jam terakhir, karena waktu yang singkat orang diberikan untuk mempersiapkan kuncian. Namun, ia menambahkan bahwa supermarket yang telah dibersihkan dari stok sejak itu telah tersedia kembali.

Dia berkata: "Karena histeria yang disebabkan oleh kuncian kemarin, sulit untuk mendapatkan makanan dan setiap makanan yang tersedia telah dinaikkan harganya."

Pemerintah Cina telah menutup transportasi di setidaknya 10 kota di sekitar Wuhan, yang berdampak pada 33 juta orang ketika upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit ini meningkat.

Banyak acara publik dibatalkan dan tempat wisata utama seperti Kota Terlarang dan Disneyland tutup. Organisasi Kesehatan Dunia belum menyatakan wabah itu darurat global.

Hingga hari ini, korban virus corona bertambah lagi. Otoritas kesehatan di China mengonfirmasi 15 kematian terbaru akibat virus ini. Sehingga total korban meninggal menjadi 41 orang di provinsi Hubei, pusat wabah virus 2019-nCoV, serta menginfeksi lebih dari 1.300 orang secara global, data per Sabtu 25 Januari 2020.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News