KOMENTAR

KITA semua sudah begitu akrab dengan kamera. Bahkan kamera menjadi kebutuhan penting saat ini. Kita bisa mengabadikan beragam gambar apa saja.  

Walaupun teknologi kamera  dikuasai peradaban  Barat, namun tahukah Anda bahwa sebenarnya jauh sebelum masyarakat Barat menemukan kamera,  prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim  

Di akhir abad ke-10 M, Ibnu Al Haytham menemukan Kamera Obscura  untuk mempelajari fenomena gerhana matahari. Ia mendapat gelar Bapak Optik karena  kontribusinya dalam mengembangkan ilmu optik. Alhazen, begitu ia disapa, merupakan sarjana Muslim terkemuka yang lahir di Basra, Irak pada 965 M.

Semasa hidupnya, al-Haytham dikenal sebagai peneliti yang disegani. Hasil karyanya mencapai lebih dari 200 tulisan ilmiah di bidang matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia. Ia menaruh perhatian lebih pada bidang ilmu fisika dan optik.

Salah satu karya besar al-Haytham, antara lain, pada penemuan prinsip lensa cembung dan cekung. Konon, inspirasi ini mendahului temuan serupa oleh ilmuwan Isaac Newton (1642-1727). Karya fenomenal al-Haytham lainnya adalah kamera obscura. Temuan ini menjadi cikal bakal pembuatan kamera fotografi masa kini.

Penemuan ini berawal ketika ia mempelajari gerhana matahari. Saat itu, al-Haytham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari seminyata diproyeksikan melalui permukaan datar.

Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai kamar gelap. Al-Hay tham mengabadikan pemikiran-pemikirannya dalam bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku Optik).  Al Haytham wafat di Kairo, Mesir, pada 1039.

Meski prinsip kamera sudah ditemukan pada waktu itu, tetapi hasilnya belum bisa dicetak seperti pada saat ini. Pada 1660, seorang ilmuwan Inggris, Robert Boyle, dibantu oleh Robert Hooke berhasil menciptakan kamera obscura jinjing yang lebih kecil ketimbang kamera obscura ciptaan al-Haytham yang berukuran besar.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News