Nathuram Godse
Nathuram Godse
KOMENTAR

Sebenarnya dua anak Mahatma Gandhi sudah mengajukan commutation. Agar Godse dimaafkan. Atau dijatuhi hukuman yang lebih ringan. Tapi Presiden India saat itu, Jawaharlal Nehru, menolak commutation itu.

Hukuman mati itu pun dilaksanakan tanggal 15 Nopember 1949. Dengan cara digantung. Di penjara Ambala, Punjab. Sekarang termasuk negara bagian Haryana. Satu jam dari Delhi.

Godse lahir di Pune, tidak jauh dari Mumbai. Ketika di SMA ia putus sekolah. Pilih jadi aktivis. Termasuk aktivis agama. Ia pilih bergabung ke organisasi keagamaan radikal: Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS).

Godse membaca banyak sekali buku. Yang berat-berat. Dari penulis-penulis dunia. Ia pelajari juga Marxisme. Dan ia juga mengagumi ajaran Mahatma Gandhi. Ahimsa. Gerakan perlawanan dengan diam. Tanpa kekerasan.

Lama-lama Godse merasa ada yang ganjil. Ajaran Gandhi itu tidak cocok dengan lingkungan yang lagi bergejolak. Ketidakadilan tidak cukup dilawan dengan diam. Kekerasan harus dilawan kekerasan.

Puncaknya terjadi saat perjuangan Gandhi berhasil. Penjajah Inggris akhirnya setuju: memerdekakan India.

Hanya saja Inggris bingung: apakah merdeka sebagai satu negara atau merdeka menjadi dua negara.

Mahatma Gandhi terus berjuang untuk merdeka sebagai satu negara. Tapi pemimpin masyarakat Islam India, Ali Jinnnah, terus mendesak Inggris: merdeka dua negara. Hindu (India) dan Islam (Pakistan).

Kedua masyarakat itu memang sering terlibat konflik. Saat itu. Jinnnah merasa konflik akan selesai kalau berpisah saja.

Gandhi sangat sedih kalau harus berpisah. Ia terus berjuang untuk tetap bersama. Sampai ia pun rela kalau negara itu punya nama baru: Hindustan.

Kesan di kalangan Hindu. Gandhi terlalu mengalah. Terlalu pro Islam. Orang seperti Godse termasuk yang marah pada Gandhi. Justru Godse menilai Gandhi menjadi orang sombong dengan kesuciannya.

Saya baca berkali-kali 'pidato' Godse di depan hakim. Sebagai pidato, isinya sangat bagus. Wajar kalau kaum nasionalis-religius di India sangat mendukung isi pidatonya. Yang sangat heroik bagi nasionalisme India. Yang sangat fanatik dari kacamata agama.

Kalau saja saya orang Hindu di India mungkin saja saya akan sangat terbakar oleh pidatonya itu.

Untuk membunuh Gandhi itu Godse menggambarkan diri sebagai Arjuna. Yang sampai harus membunuh orang suci seperti Bhisma. Lantaran Bhisma melindungi Kurawa.

Harusnya, kata Godse dalam pidatonya di pengadilan, Gandhi harus seperti Rama. Yang mau melindungi Shinta sampai harus memerangi Rahvana.

Dalam pidatonya itu, ia meramalkan suatu saat kelak, orang akan mengakui kepatriotikan dirinya. Ia tidak menyebut itu akan terjadi  tahun 2014. Atau tahun 2019. Tapi nama Godse kini memang naik daun di masyarakat Hindu India.

Tentu ia tidak menyangka kelak di tahun 2014 ada partai yang sangat Hindu. Yang memenangkan pemilu di India. Yang lagi berjuang merehabilitasi namanya. Bahkan hari kematian Gandhi itu akan dijadikan hari besar: Hari Keberanian India. Belum tentu akan disetujui. Dunia akan menentang ya.

Godse itu sebenarnya bukan nama lahirnya. Ia dilahirkan dengan nama Rachmachandra. Tapi ada masalah kepercayaan yang berat: tiga kakak laki-lakinya semua meninggal. Saat masih bayi.

Untuk menghindari kematian yang sama, Rachmachandra diberi nama perempuan: Nathuram. Artinya: gadis dengan hidup bercincin. Hidungnya memang ditindik dan diberi cincin. Juga diberi pakaian wanita. Orang tuanya pun memperlakukan Godse sebagai anak wanita.

Sampai lahirlah adiknya: perempuan. Cincin di hidungnya dicopot. Pakaiannya dikembalikan ke laki-laki.

Tapi akhirnya ia meninggal juga. Di tiang gantungan.




Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Sebelumnya

Muara Yusuf

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway