KOMENTAR

DP: Alhamdulillah semua mensupport. Jika tidak didukung, perjalanan saya tidak akan berjalan mulus sampai hari ini.

F: Apakah anak-anak pernah komplain dengan kesibukan sekarang ini?

DP: Anak-anak saya sekarang berusia 13 tahun dan 9 tahun. Komunikasi sekarang sudah sangat canggih. Kalau tidak bisa ketemu langsung, kita bisa video call. Kalau saya libur, benar-benar satu hari full bersama mereka. Tidur pun kami bareng. Jadi begitu mereka bangun tidur dan ketika mau tidur, saya berusaha selalu ada buat mereka. Jadi, mereka tidak akan kehilangan figur seorang ibu.

F: Siapa tokoh politik yang Mbak Della kagumi?

DP: Pak Surya Paloh, sejujurnya. Semenjak saya kenal langsung dengan beliau, saya langsung ‘jatuh hati’. Artinya begini, saya ini kan public figure yang sudah bertemu dengan banyak pimpinan partai politik. Dalam hati, pasti kita punya perbandingan. Begitu saya bertemu Pak Surya Paloh, saya langsung merasa sreg. Karena orangnya sangat humble, dan seluruh jajarannya tidak pernah menyepelekan new comer. Jadi buat saya, beliau benar-benar seorang leader, yang tidak membeda-bedakan antara senior maupun junior. Jadi semuanya dianggap sama, yang punya ilmu ayo kita bagi.

Beliau selalu meminta kami untuk “lakukan dengan hati”. Artinya, sebelum kita melakukan sesuatu, tanyakan dulu ke hati kita, apa niat kita. Itu yang membuat saya kagum pada beliau. Beliau juga tidak pelit ilmu dan tidak otoriter. Kelas pelatihan itu sama sekali tidak berbayar, semua fasilitas diberikan, termasuk hidangan selama pelatihan.

F: Mbak Della identik dengan peran yang cerewet dan galak. Bagaimana meyakinkan konstituen bahwa Mbak Della bisa serius memperjuangkan aspirasi mereka?

DP: Memang mereka harus melihat dan bertemu langsung. Saya yakin, dari satu ibu yang melihat atau bertemu saya, nanti akan menyebar ke semua ibu-ibu. Buat saya, peran itu suatu rezeki, dan tidak membuat mereka menjadi antipati atau benci terhadap saya. Mereka justru excited, dan buat saya itu menjadi poin lebih. Jadi ada hikmahnya.

F: Apa perbedaan dunia hiburan dengan dunia politik?

DP: Tidak semua politisi melakukan pekerjaannya dengan rasa. Sementara entertainer melakukan apapun dan ditempatkan di manapun, selalu menggunakan rasa. Bisa dikatakan, entertainer itu sudah terlatih untuk mempergunakan rasa. Kami tidak bilang bahwa seorang entertainer itu lebih baik, tapi kami berharap kami mampu menunjukkan bahwa kami bisa menjadi yang lebih baik.

F: Apa saja suka duka selama blusukan?

DP: Alhamdulillah tidak ada dukanya, semua itu kita ambil happynya saja. Buat saya, segala sesuatu yang kita kerjakan dengan happy, insya Allah hasilnya akan baik. Semua kesannya baik, semuanya luar biasa, karena bertemu dengan orang-orang baru, silaturahim dengan orang baru, menambah keluarga baru. Semuanya sangat berkesan.

F: Bagaimana hubungan dengan sesama artis yang juga nyaleg, baik yang satu partai maupun beda partai? Saling support atau berkompetisi?

DP: Kami tidak ada yang berkompetisi satu sama lain. Kalau bertemu beberapa teman (selebriti) yang tidak nyaleg, justru kami selalu berbagi pengalaman. Kalau bertemu teman yang sama-sama nyaleg, kami saling sharing dan support. Untuk di NasDem sendiri, kami saling support satu sama lain, kalau kami sedang tidak ada kesibukan, kami akan membantu sosialisasi caleg daerah lain dengan kemampuan yang kami miliki, misalnya mengisi acara dengan nyanyi dangdut.

F: Apa yang ingin Mbak Della sampaikan untuk Pemilu 17 April mendatang?

DP: Negara kita butuh seorang pemimpin yang benar-benar punya rasa. Apapun yang terjadi sekarang dan nanti, mudah-mudahan masyarakat bisa memilih pemimpin yang pas sesuai dengan hati nurani. Jangan sampai ada yang golput, karena kalau kita golput, sama saja kita membuang sia-sia kesempatan untuk hidup lebih baik lima tahun ke depan. Yang penting pemilu berjalan dengan damai.




Memaknai Hakikat Perempuan Hebat dari Sosok Mooryati Soedibyo: Empu Jamu Indonesia hingga Menjadi Wakil Rakyat

Sebelumnya

Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women