Kampanye stop pelecehan seksual/Net
Kampanye stop pelecehan seksual/Net
KOMENTAR

MULUTMU, harimaumu. Pepatah itu agaknya layak disematkan pada Presiden Ekuador Lenin Moreno. Betapa tidak, komentarnya soal pelecehan menjadi bumerang sendiri baginya.

Dia kebanjiran kritik serta hujatan, terutama dari para pengguna media sosial Twitter, karena pernyataannya yang menyebut bahwa wanita hanya menyebut "pelecahan" jika hal itu dilakukan oleh pria yang jelek.

Banyak warga Ekuador menilai bahwa komentar tersebut sama sekali tidak lucu dan terkesan merendahkan wanita.

"Artinya, itu adalah 'pelecehan' ketika dilakukan oleh orang yang jelek," kata Moreno dalam konferensi di kota terbesar kedua di Ekuador, Guayaquil pekan lalu.

"Tetapi jika orang itu tampan, mereka biasanya tidak berpikir itu pelecehan," sambungnya, seperti dimuat Russia Today (Minggu, 2/2).

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengatakan bahwa pria jelek selalu memiliki risiko yang lebih besar untuk dituduh melakukan pelecehan oleh wanita, dari pada pria tampan.

Komentarnya memicu kecaman dari warga Ekuador. Banyak di antara mereka yang melontarkan komentar miring soal pernyataan Moreno itu di Twitter. Mayoritas menudung sang presiden meremehkan pelecehan seksual dan kekerasan terhadap wanita. Bahkan di antara mereka ada yang mendesak Moreno untuk mundur dari jabatannya sebelum dia merusak negara lebih jauh.

Menanggapi banjir kritik itu, Moreno pun mengeluarkan permintaan maaf akhir pekan ini. Dalam keterangan yang dirilis, Moreno mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk meminimalkan masalah seserius soal kekerasan atau pelecehan. Dia pun meminta maaf jika komentarnya tidak dipahami sebagaimana mestinya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News