KOMENTAR

JENIS penyakit leukemia sendiri dilihat melalui pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang, apakah jenis leukemia limfoblastik atau mieloblastik. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan apakah penderita leukemia masuk kategori akut atau kronis.

1.  Leukimia Limfoblastik Akut (ALL)

Cara mengobati leukemia limfoblastik akut (ALL) memiliki 3 langkah yang terdiri atas tahap induksi, konsolidasi, dan pemeliharaan.

  • Terapi induksi leukemia adalah tahap untuk membunuh sel-sel leukimia di dalam darah dan sumsum tulang. Perawatan tahap ini termasuk kemoterapi dan kortikosteroid. Induksi biasanya berlangsung 4 minggu dan dilakukan di rumah sakit. Tetapi beberapa pasien memiliki sel-sel leukemia dengan perubahan gen tertentu. Gen ini disebut kromosom Philadelphia. Pasien dengan gen tersebut akan diberikan inhibitor tyrosine kinase.
  • Cara mengobati leukemia adalah dengan terapi konsolidasi membunuh sel-sel leukemia yang mungkin masih tersisa. Jika sel-sel tersisa, sel ini dapat tumbuh kembali dan dapat kambuh. Perawatan termasuk kemoterapi dan mungkin transplantasi sumsum tulang. Konsolidasi biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan tetapi tidak memerlukan opname di rumah sakit.
  • Terapi pemeliharaan leukemia adalah cara pengobatan mencegah sel-sel leukemia yang tersisa untuk tumbuh. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dosis kemoterapi yang lebih rendah dari yang digunakan selama induksi atau konsolidasi. Kemoterapi diberikan dengan obat minum dan obat suntik intravena (IV). Terapi pemeliharaan dilakukan selama 3 tahun berturut-turut, tapi selama ini, kebanyakan pasien leukemia mengalami kekambuhan ketika sedang dalam terapi pemeliharaan.

2. Leukimia Mieloblastik Akut

Pengobatan leukemia mieloblastik akut (AML) didasarkan pada susunan genetik dari sel myeloid normal. Rencana pengobatannya biasanya memiliki 2 langkah yang meliputi induksi remisi dan terapi pasca-remisi.

  • Terapi remisi adalah pengobatan leukemia untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Kemoterapi diberikan pada penderita dengan cara pengobatan suntikan intravena (IV). Induksi biasanya berlangsung 4 minggu, dengan diikuti 3 minggu kemudian untuk pemulihan sumsum tulang. Terapi remisi biasanya memerlukan opname di rumah sakit.
  • Terapi pasca-remisi dilakukan untuk membunuh sel-sel leukemia yang mungkin ada meskipun mereka tidak terdeteksi. Terapi ini dapat berupa kemoterapi tambahan atau transplantasi sumsum tulang. Kemoterapi dapat diberikan kepada pasien di rumah sakit selama beberapa hari setiap bulannya dan proses sebaiknya dijalani selama 3 sampai 4 bulan.

Terdapat subtipe dari AML disebut promyelocytic leukemia akut, sehingga pasien atau penderita leukemia mendapatkan obat-obatan lain, seperti arsenik trioksida dan obat all-trans retinoic acid (ATRA). Transplantasi sel induk dan kemoterapi juga digunakan ketika leukemia tidak respons terhadap pengobatan atau jika AML kambuh kembali.

3. Leukimia Limfositik Kronis (CLL)

Berikut ini adalah pilihan obat leukemia limfositik kronis, di antaranya:

  • Terapi radiasi. Ini dapat digunakan untuk mengobati kelenjar getah bening yang bengkak karena terlalu banyak limfosit abnormal.
  • Cara ini merupakan kombinasi dari obat leukemia, termasuk antibodi monoklonal.
  • Ketika CLL tidak respons terhadap pengobatan, atau jika kambuh kembali setelah pasien telah reda gejalanya selama beberapa waktu tertentu, cara mengobati leukemia yang seperti ini adalah dengan kemoterapi lebih atau transplantasi sumsum tulang.

Pasien CLL tidak mampu melawan infeksi dengan baik. Pasien atau penderita dan dokter perlu untuk waspada dan memeriksa apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pneumonia (infeksi paru) atau infeksi jamur. Pengobatan dini akan membantu pasien bertahan hidup lebih lama. Obat leukemia disesuaikan dengan tingkat keparahan leukemia yang diderita oleh pasien.

4. Leukimia Mieloblastik Kronis

Penyakit leukimia mieloblastik kronis (CML) perlu diobati dengan segera. Pilihan obat leukemia untuk penyakit jenis ini yang paling umum termasuk:

  • Target terapi dengan inhibitor tyrosine kinase. Ini adalah pengobatan pertama kali digunakan untuk CML.
  • Transplantasi sumsum tulang. Sebelum transplantasi bisa dilakukan, kemoterapi atau radiasi digunakan untuk menghancurkan aktivitas sumsum tulang.

Bagi orang-orang yang baru didiagnosis pada tahap awal CML (fase kronis), tyrosine kinase inhibitor dapat bekerja selama bertahun-tahun. Jika pasien tidak menunjukkan kekambuhan, pasien tidak perlu melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi jika pasien kambuh, sebaiknya pasien melakukan transplantasi sumsum tulang.

Sementara untuk orang-orang yang didiagnosis CML pada tahap selanjutnya (fase akselerasi atau fase krisis blast), pengobatan mungkin melibatkan kemoterapi atau tyrosine kinase inhibitor sebelum dilakukannya transplantasi  sumsum tulang – guna meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi transplantasi sumsum tulang.

Itulah tadi 4 jenis leukemia yang patut kamu ketahui dan waspadai. Tentu saja tak ada yang ingin dirinya atau anggota keluarga menderita penyakit berat seperti ini. Namun, tidak ada salahnya untuk menambah pengetahuan dan waspada serta mengambil langkah pencegahan dengan gaya hidup sehat. Semoga kita semua selalu terhindar dari penyakit fatal seperti leukemia.

Source : www.doktersehat.com




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health