Foto: Instagram @wayoflifesq & tangkapan layar CBS2
Foto: Instagram @wayoflifesq & tangkapan layar CBS2
KOMENTAR

RATUSAN orang berkumpul di Times Square, New York, pada Sabtu (2/4/2022) waktu setempat menandai dimulainya Ramadhan.

Sebanyak 1500 hidangan disajikan di sekitar area tersebut pada Sabtu malam untuk berbuka puasa di hari pertama. Dan mereka juga melaksanakan salat Tarawih berjemaah. Sebelum acara, 1200 orang telah mendaftar untuk mengikuti salat Tarawih berjemaah.

"Bagi umat Muslim, ini bukan sekadar puasa untuk menahan lapar dan haus, tapi juga bagaimana kami memahami bagaimana rasanya menjadi mereka yang kekurangan. Apa yang kami lakukan ini sebenarnya menjadi cara kami untuk lebih mendekat kepada Allah Swt., Sang Pencipta," ujar SQ, selaku inisiator acara seperti dilaporkan CBS.

SQ adalah seorang YouTuber yang memiliki 380 ribu subscribers dan 156 ribu followers untuk Instagram @wayoflifesq. Ia kerap mengunggah konten keseharian seputar agama Islam dan tak jarang memberikan giveaway kepada mereka yang bisa menjawab pertanyaan dengan benar.

Dalam kegiatan di Times Square, SQ mengklaim telah membagikan hampir 200 Qur'an dengan terjemahan bahasa Inggris kepada warga non-Muslim.

SQ menjelaskan bahwa umat Muslim membaca Al-Qur'an setiap hari agar bisa khatam tepat di akhir Ramadhan. Qur'an adalah wahyu ilahi yang menjadi wahyu pamungkas yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., sang Nabi terakhir dari sejumlah nabi-nabi sebelum beliau.

Apa alasan di balik pelaksanaan Tarawih di pusat kota yang merupakan tempat ikonik ini?

Times Square selama ini dikenal sebagai tempat kemeriahan warga New York, terutama untuk menggelar konser akbar maupun perayaan malam tahun baru.

Menurut SQ, Times Square dipilih untuk menjelaskan tentang Islam kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. Bahwa Islam adalah agama yang damai. Dan semua yang hadir di tempat itu membawa pesan yang sama, tentang persatuan dan perdamaian (tanpa kekerasan).

Terlebih lagi di kota New York, pandangan masyarakat telah terbentuk dengan adanya peristiwa 9/11. Salah satunya adalah proyek Park51, yang direncanakan menjadi sebuah pusat komunitas Muslim di Lower Manhattan, New York, yang hingga kini belum bisa terealisasi karena mendapat banyak kritik terkait lokasinya di Ground Zero 9/11.

"Banyak kesalahpahaman tentang Islam. Bagaimana pun, pasti ada segelintir orang gila dari kelompok budaya dan agama manapun, tapi sesungguhnya mereka tidak mewakili mayoritas budaya atau penganut agama tersebut. (Yang sebenarnya adalah) Kami diperintahkan untuk salat, berpuasa, melakukan perbuatan baik, juga bersedekah," ujar seorang jemaah.

"Kita semua adalah satu dan saling berhubungan satu sama lain. Masyarakat harus berhenti untuk memecah belah antara umat Kristen, umat Muslim, dan umat Yahudi, dan lainnya," kata SQ.

"Anda bekerja dengan orang-orang ini (Muslim), Anda naik kereta yang sama dengan orang-orang ini. Kita semua benar-benar menjadi satu," tegas Ali Camara, salah satu panitia.

Keprihatinan Warga Muslim

Namun dilansir Middle East Eye, sejumlah anggota komunitas Muslim menyuarakan keprihatinan terhadap ibadah yang digelar di lalu lintas yang ramai tersebut.

Menurut mereka, melaksanakan salat di hadapan papan reklame raksasa yang kerap menampilkan model-model berpakaian super minim tidak akan menjembatani kesenjangan antara Muslim dengan masyarakat luas.

"Tarawih seharusnya menjadi sebuah ibadah yang intim. Saya tidak mengerti mengapa ini harus dilakukan di Times Square. Pernahkah Anda melihat papan reklame? Pesan apa yang kami kirimkan kepada nonMuslim dengan berdoa di bawahnya?" ujar Sabrina Jamil, seorang warga Queens.

"Apakah mereka akan membungkam Times Square—yang secara harfiah merupakan tempat paling berisik dengan musik keras di mana-mana—sementara mereka melafalkan ayat-ayat Allah yang paling indah?" ujar Farah Zaidi, warga Brooklyn.

Warga lainnya, Sami Rizwan, mengatakan bahwa uang yang digunakan SQ untuk mendanai acara tersebut dapat digunakan untuk memberi makan para tunawisma atau kelompok rentan lain di kota tersebut.

"Saya yakin dia menghasilkan banyak uang sebagai YouTuber. Dia bisa menggunakan uangnya untuk memberi makan 1000 orang atau menyumbang ke dapur umum. Tidak semuanya harus mencolok."




Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Sebelumnya

Miliki Lebih dari 68 Dapur Umum, World Central Kitchen Kembali Beroperasi di Gaza PascaSerangan Israel yang Membunuh 7 Pekerja

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News