Mari kita berusaha agar tidak ada satu detik berlalu tanpa mengingat Allah dan kekuasaanNya/ Net
Mari kita berusaha agar tidak ada satu detik berlalu tanpa mengingat Allah dan kekuasaanNya/ Net
KOMENTAR

MENGAPA sangat sulit mengerjakan amal saleh secara konsisten?

Kita sebagai manusia tak lepas dari rasa takut dan rasa malas. Takut melangkah. Malas memulai. Akibatnya tak sedikit waktu terbuang percuma bahkan menjadi mudarat karena terisi maksiat.

Padahal setiap insan seharusnya tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Tidak stuck dalam satu kondisi yang menyebabkan perjalanan hidupnya jauh dari ideal. Juga tidak berulang kali terperosok ke lubang yang sama. Karena Allah Swt. menganugerahi kita akal untuk berpikir. Tapi entah mengapa keelokan dunia mudah sekali membuat kita berpaling lalu terlena.

Ada dua hal yang tidak terlihat tapi terasa di dalam hati yaitu waswas dan khannas. Dalam surah An-Naas ayat ke-4, Allah berfirman “wa min syarril waswaasil khannaas” yang artinya “dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi”.

Ustaz M. Abduh Tuasikal menjelaskan bahwa waswas diartikan sebagai gerakan atau suara samar berupa godaan atau gangguan yang masuk ke dalam jiwa. Waswas bisa hadir tanpa suara maupun dengan suara samar yang hanya bisa didengar telinga seseorang yang digoda.

Bahkan meskipun tidak terdengar, seketika mampu membuat kita tergoda. Waswas begitu dekat dengan telinga hingga sanggup membelokkan hati manusia berulang-ulang.

Adapun khannas merupakan sifat setan yang kerap bersembunyi manakala kita mengingat Allah Swt. “Setan itu mendekam dalam hati manusia. Jika ia luput dan lalai, setan menggodanya. Jika ia mengingat Allah, setan bersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Jadi hanya dengan dzikrullah (mengingat Allah) kita bisa menghalau segala bisikan yang menyesatkan dan melalaikan. Ketika kita merasa tidak bergairah, malas beribadah, bahkan merasa seperti kehabisan tenaga untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari, segeralah berdzikir untuk mengembalikan fokus dan memulihkan energi. Bisa jadi, itulah upaya setan melemahkan kita. Agar kita bermalas-malasan dan mengeluh. Agar kita merasa tak berdaya dan tidak percaya diri.

Lalai juga berarti jauh dari Allah. Ketika pikiran tidak sanggup menerima kesulitan hidup yang menghadang selama pandemi Covid-19, ada di antara kita yang memilih jalan yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Kita memilih menjauh dan mencari jalan keluar tanpa peduli halal haramnya.

Padahal kesulitan hidup seharusnya bisa menjadi sarana mendekatkan kita kepada Sang Pemilik kehidupan.

Mengingat Allah membuat kita kembali merindukan surga. Dan dengan merindukan surga, kita kembali on fire untuk mengerjakan amal saleh. Kita sekuat tenaga mendekat pada Allah demi mendapat ridhaNya. Karena hanya dengan perkenanNyalah manusia dapat masuk ke dalam surga.

Bukan perkara mudah mencari ridhaNya karena setan senantiasa memiliki cara untuk memalingkan wajah dan hati kita dari cahaya ilahi. Kesibukan kantor, urusan rumah tangga, hubungan dengan tetangga, juga aktivitas dengan si buah hati, semua bisa menjadi jalan untuk menjauhkan kita dari berdzikir.
 
Maka kapan saja kita merasa energi terkuras padahal fisik berada dalam kondisi sehat dan bugar, segeralah menarik napas dalam-dalam dan jangan menunda untuk berdzikir. Kita bisa memulainya dengan mengucap astaghfirullahal azhim. Kemudian lafalkanlah kebaikan-kebaikan yang terkandung dalam berbagai kalimat dzikir.

Mulai dari tasbih, tahmid, dan takbir hingga kalimat laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi. Kita harus mulai menjadikan dzikir sebagai senandung yang membasahi lisan kita sejak membuka mata, menemani kegiatan kita di siang dan sore hari, hingga mata terpejam lagi saat malam tiba. Kita berusaha agar tidak ada satu detik berlalu tanpa mengingat Allah dan kekuasaanNya.

Marilah kita menjadi insan siaga. Bersiaga untuk berdizikir dengan kesiagaan yang lebih dari siaganya suami saat kelahiran buah hatinya tinggal menghitung hari. Jangan biarkan diri kita abai lalu lalai.

 

 




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur