NEGARA terkecil ini terkenal dengan catatan sejarah Perang Dunia II. Total luasnya hanya sekitar 20 kilometer persegi, tetapi menjadi lokasi yang strategis bagi pasukan Amerika Serikat pada masa itu.
Kita bisa menemukan artefak Perang Dunia II di bagian Kepulauan Tuvalu, termasuk landasan lama di sisi timur laut Nanumea, sebuah bangkai kapal di dekat desa Numea. Serta lebih banyak bangkai kapal di pulau Motulalo di Nukufetau .
Pulau Fongafale, salah satu dari pulau yang dimiliki negara ini, adalah pangkalan utama bagi para tentara. Ada juga peninggalan perang dan bunker bawah tanah di pulau Tepuka.
Tuvalu memiliki ibu kota bernama Funafuti. Funafuti adalah satu-satunya tempat dengan akomodasi dan transportasi. Funafuti ditempati sekitar 56,6 persen populasi dari Tuvalu.
Selain sangat cocok untuk menjadi tujuan wisata sejarah, negara ini juga sangat menarik untuk yang menyukai wisata laut.
Negara ini dulu adalah wilayah jajahan Inggris yang merdeka pata tahun 1978. Dikenal sebagai Kepualauan Ellice, negara ini memiliki ‘tetangga’ seperti Kiribati, Nauru, dan Fiji. Negara Tuvalu terdiri dari tiga pulau karang dan enam atol (kumpulan terumbu karang yang berbentuk melingkar).
Tuvalu memiliki keindahan alam yang mempesona. Pasir yang putih, sangat cocok untuk yang menyukai berjalan-jalan di pasir, serta lautnya yang sangat indah cocok untuk wisata bawah laut.
Masyarakat di sana mengandalkan laut sebagai sumber kehidupan. Mereka menyukai menyantap ikan mentah. Di kelilingi oleh laut di sekitarnya, Negara Tuvalu menjadi sangat rentan terendam akibat pemanasan global. Jika air laut naik, Tuvalu akan semakin tenggelam perlahan.
Walau keindahan lautnya begitu memesona, nyatanya Tuvalu tidak ditunjang dengan akses yang mudah untuk turis. Dikutip dari laporan terbaru United Nations World Tourism Organization (UNWTO), kepulauan yang berada di Samudera Pasifik itu merupakan pulau yang paling sepi turis. Sekitar 1.000 - 2.000 orang saja setiap tahunnya.
KOMENTAR ANDA