Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BANYAK Bunda bingung, aman atau tidak membawa anak ke dokter gigi di masa pandemi ini. Karena pada saat bersamaan, ada saja masalah yang terjadi pada gigi anak. Mulai dari linu, gigi patah, dan terkadang copot plus mengalami pendarahan hebat.

Dr Eva Fauziah, drg. Sp. KGA (K) menjelaskan, selama anak menjalani kegiatan belajar dari rumah (daring), pola makan anak mulai berubah. Anak menjadi snacking (doyan nyemil) dan beraktivitas hebat di dalam rumah. Jatuh, terbentur, lalu berakibat pada gigi patah, lepas, berlubang, maupun pendarahan, bisa saja terjadi.

"Di sini, perlu perhatian lebih dari orangtua untuk merawat gigi anak. Pastikan mereka sudah menyikat gigi setelah makan maupun sebelum tidur. Jangan terlewat sedikit pun, karena ancaman gigi berlubang atau linu sudah di depan mata," kata Eva saat menjadi pembicara di Nina Nugroho Solution: Perawatan Gigi Anak di Masa Pandemi, Rabu (26/8).

Jika memang terjadi kondisi emergency seperti terjadi pembengkakan yang menyebabkan anak tidak bisa makan, atau pendarahan hebat pada gusi, langsung bawa anak ke dokter gigi. Pastikan anak menggunakan masker dan buat janji terlebih dulu dengan dokter gigi agar anak tidak terlalu lama menunggu. Kemudian, Bunda harus selektif, mana saja klinik gigi atau rumah sakit yang benar-benar menerapkan protokol kesehatan.

Pada dasarnya, lanjut Eva, perawatan gigi anak harus sudah dimulai sejak usia 0 tahun. Bagaimana perawatannya? Yaitu dengan memberikan air putih usai bayi minum susu, baik ASI maupun susu botol. Kemudian, bersihkan area mulut dengan menggunakan kain kassa dan pastikan tidak ada sisa susu yang tertinggal.

Bentuk perawatan gigi di rumah sebenarnya sangat sederhana.

1. Pastikan sikat gigi dua kali sehari, sesudah makan dan sebelum tidur, minimal 2 menit.
2. Ciptakan perilaku, bahwa sikat gigi itu menyenangkan. Setelah anak menyikat gigi, tugas Bunda untuk memeriksa kebersihannya.
3. Sikat gigi dengan benar, yaitu ke segala arah dan tidak terlalu keras untuk menghindari kerusakan pada gusi.
4. Gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
5. Bersihkan pula area lidah untuk memastikan bahwa mulut benar-benar bersih dari sisa makanan.

Kemudian, pastikan anak menyikat gigi sesuai usia. Gigi disikat ketika anak mulai tumbuh gigi. Jika gigi baru tumbuh 1 atau 2, gunakan kain kassa plus air hangat (tanpa pasta gigi). Lebih dari itu, gunakan sikat gigi karet yang bisa dimasukkan ke dalam jari, untuk memastikan tidak ada sisa susu atau makanan.

"Jika giginya sudah banyak, beri anak sikat gigi khusus anak-anak. Dan jika usianya sudah menginjak 10 tahun ke atas, beri mereka sikat gigi orang dewasa. Beri anak pasta gigi berfluoride jika mereka sudah bisa meludah. Ganti sikat gigi jika bulunya rusak atau minimal setiap 3 bulan sekali," papar dia.

Pastikan pula setiap 4 bulan sekali anak melakukan kontrol gigi ke dokter. Jadikan perawatan gigi sebagai kebutuhan primer, karena apapun yang masuk ke tubuh kita (apa yang kita konsumsi) pasti lebih dulu melewati mulut.

 




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting