KEMENTERIAN Sosial (Kemensos) menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan bermartabat melalui program Sekolah Rakyat. Program ini didedikasikan bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, sebagai bagian dari langkah strategis menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Dalam agenda sosialisasi dan dialog bersama ratusan wali murid di Pusdiklat Kementerian Sosial, Jakarta (25/6), Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, melainkan juga menjadi ruang pemulihan harapan. “Pemerintah hadir bukan hanya membuka sekolah, tapi juga menyembuhkan harapan,” ujar Mensos.
Tidak seperti sekolah pada umumnya, seleksi masuk Sekolah Rakyat tidak melalui tes akademik. Penjaringan calon siswa dilakukan melalui verifikasi administratif dan kesehatan, berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses ini dijalankan secara kolaboratif antara Kemensos, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan BPS.
Sekolah Rakyat Berasrama juga dirancang agar tetap mengedepankan nilai kekeluargaan. Orang tua diperbolehkan menjenguk anak kapan pun, selama tidak mengganggu proses belajar. Kemensos bahkan tengah menyiapkan renovasi besar di kawasan Margaguna, Jakarta Selatan, untuk menampung hingga 1.000 siswa SMA, dengan fasilitas setara sekolah unggulan.
Dalam sesi dialog, diputar kisah inspiratif dua remaja dari Gandaria yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi. Mereka kini punya harapan baru berkat program ini.
Mensos juga membagikan cuplikan pidato Presiden Prabowo Subianto, yang berkomitmen membangun 100 Sekolah Rakyat setiap tahun, demi memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
Ikin (63), seorang buruh bangunan serabutan, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. Putrinya, Tika Pertiwi, kini punya peluang melanjutkan pendidikan. “Program ini seperti jawaban doa saya,” ucapnya haru, seperti dilaporkan ANTARA. Tika pun menyampaikan cita-citanya menjadi atlet sepak bola.
Tahap pertama Sekolah Rakyat sudah menyasar 100 lokasi dengan target 9.755 siswa dan lebih dari 5.000 tenaga pendidik. Orientasi dijadwalkan dimulai 14 Juli 2025, menandai awal perjalanan baru bagi generasi muda dari keluarga yang selama ini tersisih dari akses pendidikan layak.
KOMENTAR ANDA