PERNAH mendengar kalimat, “The day we stop dreaming is the day we stop progressing”? Kalimat ini sederhana, tapi dalam. Karena sejatinya, mimpi adalah bahan bakar kehidupan. Saat kita berhenti bermimpi, maka perlahan semangat akan padam, dan langkah kita pun terhenti.
Dalam konteks kesehatan mental, mimpi bukan sekadar angan-angan kosong. Ia adalah bentuk harapan, arah, dan tujuan hidup. Mimpi memberi kita alasan untuk bangun di pagi hari, bergerak, dan terus belajar. Tanpa mimpi, hidup mudah terasa hampa dan penuh tekanan.
Namun, menjaga semangat bermimpi tidak selalu mudah—terutama di tengah tantangan hidup. Lalu bagaimana cara menjaga mimpi tetap menyala?
Pertama, tulis mimpimu. Jangan biarkan hanya berputar di kepala. Saat mimpi ditulis, ia menjadi nyata, dan kamu akan lebih mudah menyusun langkah konkret untuk mencapainya.
Kedua, kelilingi dirimu dengan orang-orang positif. Lingkungan yang suportif bisa menjadi penyemangat saat kamu mulai ragu atau lelah.
Ketiga, rayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu. Merayakan langkah kecil akan membuatmu tetap semangat dan percaya diri.
Keempat, jaga kesehatan mentalmu. Istirahat yang cukup, kurangi membandingkan diri dengan orang lain, dan ingatkan dirimu bahwa proses setiap orang berbeda.
Bermimpi bukan berarti tidak realistis. Justru dengan bermimpi, kita punya arah. Dan saat arah itu jelas, kita bisa terus bergerak, belajar, dan berkembang. Maka jangan pernah takut untuk terus bermimpi. Karena selama mimpi itu hidup, kita akan terus bertumbuh.
Ingat, tidak ada yang terlalu kecil untuk diimpikan, dan tidak ada yang terlalu besar untuk diwujudkan.
KOMENTAR ANDA