Ibu Wury Ma'ruf Amin dan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berfoto bersama pembatik dari seluruh Indonesia di depan Museum Batik Indonesia (2/10)/Dok. YBI
Ibu Wury Ma'ruf Amin dan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berfoto bersama pembatik dari seluruh Indonesia di depan Museum Batik Indonesia (2/10)/Dok. YBI
KOMENTAR

MUSEUM Batik Indonesia yang berada di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah memegang peranan penting dalam menopang ekosistem batik Nusantara agar berkelanjutan.

Peresmian Museum Batik Indonesia pada 2 Oktober 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menjadi titik tolak memperkuat sarana penyebaran pengetahuan tentang batik Nusantara sekaligus membuka akses bagi masyarakat untuk lebih mengenal batik.

Upaya tersebut sejalan dengan amanat tegas Presiden Joko Widodo agar setiap warga negara Indonesia dapat mengenal, melestarikan, dan mengembangkan batik. Tak lain karena batik adalah wajah dan budaya yang merepresentasikan kehormatan bangsa Indonesia.

Museum Batik Indonesia berada dalam maungan Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) yang dibentuk pada 1 September lalu.

Adapun misi dari Museum Batik Indonesia adalah meningkatkan profesionalisme pengelolaan museum, meningkatkan pelayanan untuk masyarakat, serta meningkatkan pelestarian batik melalui ruang kolaborasi bersama komunitas dan organisasi dengan visi yang sama.

“Dengan BLU MCB sebagai pengelola museum secara nasional, museum hadir tidak hanya sebagai pusat pelestarian batik tapi juga sebagai fasilitas publik untuk edukasi maupn rekreasi,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di Museum Batik Indonesia (2/10).

Hilmar menegaskan dukungannya terhadap misi Yayasan Batik Indonesia untuk membangkitkan batik pascapandemi COVID-19 termasuk memberi warisan pengetahuan kepada generasi penerus.

Museum Batik Indonesia menjadi wadah bagi berbagai kalangan untuk mengenal lebih dalam perihal batik, baik filosofi pembuatannya hingga peranannya dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Tak hanya dijejali teori dan informasi, Museum juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar memproduksi batik.

Batik merupakan salah satu alat diplomasi budaya yang diakui dunia internasional. Dengan demikian, menjadi tugas museum untuk mendiseminasi pengetahuan seputar batik agar terus berkelanjutan, tak hanya untuk rakyat Indonesia tapi juga  masyarakat dunia,” tutup Hilmar.




Bali Tawarkan Pariwisata Baru Kolaborasi Seni, Budaya, dan Inovasi

Sebelumnya

Festival Balon Udara 2024 di Wonosobo, Suguhkan Langit Cappadocia Khas Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Horizon