Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

KASUS cacar monyet atau monkeypox sudah sangat mengkhawatirkan. Meski kasus serupa belum ditemukan di Indonesia, namun monkeypox sudah menginfeksi anak-anak.

Di Belanda, kasus cacar monyet menyerang seorang anak usia sekolah dasar. Sementara di Inggris, dua anak berusia di bawah 18 tahun juga terinfeksi.

Menurut dr Vicka Farah Diba, SpA monkeypox memang dapat menular ke anak. Bahkan angka kematian pada pasien anak di negara endemiknya cukup tinggi, yaitu sekitar 3 sampai 10 persen.

Angka ini terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.

"Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari, tetapi bisa juga berkisar antara 5 sampai 21 hari," jelas dr Vicka kepada Farah. id

Anak yang terpapar cacar monyet biasanya akan mengalami gejala yang diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening yang dirasakan pada bagian leher, ketiak, atau selangkangan), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Memasuki hari ke-13 setelah gejala awal atau fase prodromal, akan muncul ruam atau lesi pada kulit (fase erupsi), dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (disebut makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng, lalu rontok. Biasanya proses ini memerlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut rontok dan menghilang.

"Biasanya sih (monkepox) bisa sembuh sendiri. Gejalanya berlangsung selama 14 sampai 21 hari," ujar dokter anak di RS JIH ini.

Langkah Pencegahan Monkeypox

Untuk para orangtua, agar anak terhindar dari risiko terpapar cacar monyet, ada baiknya mulai menerapkan:

1. Perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan air dan sabun, atau menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.

2. Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi jajan di luar yang tidak diketahui apakah diolah dengan baik atau tidak.

3. Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi cacar monyet, atau dengan material yang sudah terkontaminasi, seperti tempat tidur atau pakaian yang sudah dikenakan penderita.

4. Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengonsumsi daging hewan buruan (bush meat).

Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah endemi monkeypox agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit yang terjadi kurang dari 3 minggu setelah kepulangan.

Segera melaporkan diri kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanan. Nantinya petugas kesehatan akan menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit akibat cacar monyet.

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk monkepox. Pengobatan lebih bersifat simptomatis (berdasarkan gejala yang muncul) dan suportif.

Hanya saja, untuk mencegahnya bisa melalui vaksin yang selama ini digunakan untuk program pemberantasan cacar (smallpox).

 




Kenali Arthritis alias Radang Sendi, Cegah dengan 4 Langkah Ini

Sebelumnya

5 Cara Cegah Sakit Saat Suhu Panas Melanda Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health