Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban/ Net
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban/ Net
KOMENTAR

ANGKA kematian akibat Covid-19 di Tanah Air dalam beberapa hari terakhir menempati ranking teratas dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga mengalahkan Amerika Serikat. Di negeri Joe Biden, angka kematian berkisar 400 – 500 kasus sementara Indonesia masih di atas 1800 kasus. Meskipun demikian, jumlah kasus mingguan di Amerika jauh lebih banyak dari Indonesia.

Ada 3 hal yang menurut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban bisa dilakukan untuk mengurangi kasus kematian.

Pertama, memastikan pasien cepat mendapat perawatan di RS.

Saat ini, BOR (bed occupancy rate) rumah sakit di Indonesia rata-rata berada di angka 80%. Namun seringkali warga yang memeriksakan diri ke puskesmas lalu dinyatakan positif, langsung diantar oleh pihak puskesmas ke rumah sakit tanpa mengonfirmasi ketersediaan tempat tidur. Akibatnya pasien harus menunggu di IGD atau harus pergi ke RS lain ketika ruang IGD sudah penuh.

Kedua, memberikan konseling awal.

Saat ini banyak orang dengan hasil pemeriksaan swab antigen atau PCR positif tapi tidak memiliki akses konsultasi ke dokter.

Prof. Zubairi mengusulkan laboratorium tempat tes antigen atau PCR juga wajib memberikan konseling bagi mereka yang terkonfirmasi positif sebagai panduan pertama bagi pasien.

Ketiga, memanfaatkan telekonsultasi atau telemedicine secara maksimal.

Saat ini banyak pasien terkonfirmasi yang masih bingung apakah bisa isolasi mandiri atau harus dirawat inap di RS. Saat inilah penting bagi kita memanfaatkan telekonsultasi atau telemedicine (telemedis).

Kita bisa menjelaskan kondisi tubuh kita untuk mendapat kejelasan apakah bisa isolasi mandiri atau harus ke RS rujukan untuk diperiksa lebih lanjut atau dirawat.

Ketika memutuskan sendiri untuk isolasi mandiri, banyak orang menjalani isoman tanpa panduan medis yang tepat. Mereka mengandalkan informasi yang beredar di media sosial maupun pengalaman dari keluarga dan teman yang penah terpapar Covid-19. Padahal kondisi tubuh setiap orang tidaklah sama. Dosis dan kebutuhan obat serta vitamin bisa berbeda. Banyak orang yang ternyata memiliki gangguan kesehatan yang sebetulnya mengharuskan mereka dirawat inap.

Jadi jangan ragu memanfaatkan telemedicine untuk memastikan kondisi kesehatan kita terjaga baik dan benar.

 




Tokoh Pers dan Perfilman Nasional Salim Said Meninggal Dunia

Sebelumnya

Din Syamsuddin Jadi Pembicara dalam Sidang Grup Strategis Federasi Rusia-Dunia Islam di Kazan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News