MANTAN Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa pengadaan laptop Chromebook pada masa jabatannya merupakan langkah darurat untuk mengatasi krisis pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020.
“Pandemi bukan hanya krisis kesehatan, tapi juga krisis pendidikan. Saat itu, Kemendikbudristek harus bergerak cepat dan efektif agar pembelajaran anak-anak tidak hilang,” ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/6).
Penjelasan ini disampaikan Nadiem menyusul penyelidikan Kejaksaan Agung terkait pengadaan laptop oleh kementerian yang dulu ia pimpin. Ia menegaskan bahwa program pengadaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) — termasuk laptop — dirancang untuk mendukung proses belajar jarak jauh yang saat itu menjadi solusi utama.
“Laptop dan perangkat TIK lainnya kami hadirkan sebagai bentuk mitigasi risiko pandemi. Tujuannya agar anak-anak tetap bisa belajar meskipun dari rumah,” tambahnya.
Menurut Nadiem, dalam empat tahun, Kemendikbudristek telah menyalurkan sekitar 1,1 juta unit laptop, lengkap dengan modem 3G dan proyektor, ke lebih dari 77.000 sekolah di seluruh Indonesia.
Tak hanya untuk siswa, Nadiem menilai perangkat digital ini juga penting untuk meningkatkan kapasitas guru serta mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
“Perangkat ini jadi bagian dari transformasi pendidikan. Bukan hanya memfasilitasi pembelajaran, tapi juga membantu guru meningkatkan kompetensinya dan mendukung pelaksanaan asesmen yang kami gunakan untuk mengukur dampak learning loss,” jelasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa seluruh kebijakan disusun berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Pengawasan itu penting. Sepanjang saya menjabat, kami selalu berusaha bertindak adil dan terbuka dalam mengambil kebijakan,” ujar Nadiem.
KOMENTAR ANDA