Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

AKTIVITAS fisik sudah terbukti memberikan dampak positif kepada tubuh manusia. Selain membuat badan bugar dan sehat, aktivitas fisik juga ternyata mampu menekan resiko kematian dini.

Begitu hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan asal Norwegia. Penelitian itu dimuat di jurnal medis BMJ pekan ini. Dalam penelitian tersebut, mereka mengaitkan resiko kematian dini yang lebih rendah dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi pada orang paruh baya dan lanjut usia.

Hasil penelitian itu selaras dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa segala jenis perilaku tidak bergerak, seperti duduk diam, sangat tidak baik untuk kesehatan manusia.

Penelitian itu menemukan bahwa berdiam diri atau tidak melakukan aktivitas fisik selama 9,5 jam atau lebih setiap harinnya di luar waktu tidur, dapat meningkatkan resiko kematian.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Ulf Ekelund dari Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia di Oslo itu melakukan analisis studi yang menilai bagaimana aktivitas fisik dan waktu menetap atau berdiam diri, dikaitkan dengan risiko kematian dini.

Dalam penelitian tersebut, mereka menggunakan akselerometer, atau perangkat yang dapat dipakai untuk melacak volume dan intensitas aktivitas untuk mengukur aktivitas total.

Hasilnya, aktivitas fisik dalam bentuk mengerjakan kegiatan rumah sehari-hari, seperti memasak atau mencuci piring memberikan sedikit efek positif ke tubuh. Sementara aktivitas fisik yang lebih berat, misalnya jalan cepat, jogging atau membawa beban berat memiliki efek yang lebih siginifikan ke tubuh.

Para peneliti mengemukakan bahwa resiko kematian untuk para partisipan dalam penelitian mereka adalah lima kali lebih tinggi untuk mereka yang tidak bergerak aktif dibandingkan dengan mereka yang bergerak paling aktif.

Penelitian itu sendiri dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa Barat dengan melibatkan 36.383 partisipan orang dewasa yang berusia setidaknya 40 tahun dengan usia rata-rata 62 tahun. Dengan demikian, kelemahan dari penelitian itu adalah kemungkinan temuan itu tidak berlaku untuk populasi lain dan orang yang lebih muda.

Akan tetapi, para peneliti memiliki satu pesan kuat yang ingin disampaikan dalam penelitian tersebut dan dapat berlaku umum.

"Sedikit duduk, banyak bergerak," kata tim peneliti tersebut, seperti dimuat CNN.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health