KOMENTAR

KASUS obesitas ekstrem baru-baru ini menyita perhatian masyarakat, terutama setelah merebaknya kasus warga Tangerang berusia 24 tahun bernama MF yang memiliki berat badan 300 kilogram.

Obesitas telah menjelma menjadi masalah nasional bukan hanya di Indonesia melainkan juga di banyak negara di dunia.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa 2 dari 10 orang Indonesia mengalami obesitas. Salah satu faktor pemicu terus bertambahnya angka obesitas di Tanah Air adalah kebiasaan makan orang Indonesia.

“Di Indonesia berkaitan erat dengan kebiasan makan. Karena orang Indonesia identik dengan nasi, bahkan ada istilah belum makan jika tidak pakai nasi,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Banten dr. Ahmad Mekkah H, SPPD, MSc, MKes dalam obrolan daring di kanal Dinkes Kota Tangerang (6/7/2023).

Tak hanya kebiasaan makan nasi,dr. Ahmad juga menjelaskan bahwa semakin banyak anak-anak, remaja, maupun orang dewasa yang menikmati aneka jajanan kekinian yang kaya kalori dan karbohidrat memicu penumpukan lemak yang berakibat seseorang semakin gemuk hingga mengalami obesitas.

Namun bukan hanya jajanan kekinian, tapi juga cara memperolehnya. Dengan semakin canggihnya teknologi, mau makanan apa pun bisa didapat tanpa bersusah payah untuk berjalan kaki menuju penjual makanan. Cukup dengan aplikasi, kita bisa menikmati makanan lezat dan aneka minuman dingin tanpa bergerak.

‘Kombinasi’ antara banyak makan nasi, gemar makan jajanan kekinian, dan minim bergerak itula yang memicu semakin banyak kasus obesitas, termasuk obesitas ekstrem dengan berat badan di atas 150 kilogram.




Kenali Arthritis alias Radang Sendi, Cegah dengan 4 Langkah Ini

Sebelumnya

5 Cara Cegah Sakit Saat Suhu Panas Melanda Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health