Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEBAGIAN dari kita mungkin lebih suka tidur dalam keadaan terang, tapi tidak sedikit pula yang lebih nyaman tidur dalam keadaan gelap gulita, bukan? Menurut Anda, mana yang lebih baik, mematikan atau tidak mematikan lampu saat tidur?

Tentu saja jawabannya adalah mematikan lampu, ya. Ini alasannya. Tidur dalam kondisi gelap dapat membantu Sahabat mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Faktor kunci mengatur tidur dan jam biologis tubuh ada pada paparan cahaya.

Begini penjelasannya! Cahaya bisa menjadi acuan jam biologis tubuh. Karena, cahaya yang diterima oleh mata bukan hanya untuk membantu melihat, tapi juga memberikan sinyal kepada tubuh yang menunjukkan waktu-waktu tertentu.

Fungsi sekunder mata adalah merespon cahaya dan mengatur ulang jam sikardian tubuh. Paparan cahaya menstimulasi aliran sel saraf dari mata ke bagian otak. Stimulasi ini mengontrol hormon, temperatur tubuh, dan fungsi lain yang berperan membuat sahabat merasakan kantuk.

Saat mata terpapar cahaya pada pagi dan sore hari, cahaya itu menghambat sel saraf dan menekan pelepasan hormon melatonin, yang membantu sahabat untuk tertidur. Inilah jawaban, mengapa jam sikardian menunjukkan waktu tidur pada malam hari, bukan sing ketika cahaya masih banyak diterima mata.

Jadi, ketika lampu masih menyala saat ingin tidur membuat otak memproduksi hormon melatonin, karena bingung ini menunjukkan waktu malam atau siang.

Matikan Lampu dan Semua Barang Elektronik

Ya, tak hanya lampu yang dimatikan. Semua barang elektronik yang munculkan cahaya sebaiknya dimatikan. Misalnya televisi, komputer, laptop, atau handphone.

Begitu pula dengan jendela, tutup rapat-rapat agar cahaya dari luar tidak mengganggu tidur. Jika perlu, gunakan kacamata tidur untuk kualitas yang lebih baik.

Tidak mengapa menyalakan lampu tidur jika sahabat tidak bisa tidur dalam keadaan gelap gulita. Sebab lampu tidur menghasilkan cahaya yang lebih halus.

Bahaya Tidak Mematikan Lampu

Beberapa masalah kesehatan akan datang jika sahabat tidak meminimkin kualitas cahaya saat tidur.

1. Obesitas

Penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemology menunjukkan, wanita yang tidur dalam ruangan yang lebih terang cenderung memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi. Lingkar pinggang pun lebih besar daripada wanita yang tidur dalam kondisi gelap.

2. Depresi

Penelitian dalam Journal of Affective Disorder menunjukkan, orang depresi memiliki cahaya lampu yang lebih terang pada kamar mereka saat tidur. Gangguan kualitas tidur yang buruk karena lampu menyala, dapat dihubungkan dengan depresi.

3. Kanker Payudara

Penelitian oleh International Journal of Health Geographics menemukan kejadian kanker payudara yang lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah dengan tingkat pembangunan perkotaan yang tinggi, banyaknya lampu di jalan raya, pusat perbelanjaan, dan rumah.

4. Diabetes Melitus Tipe 2

Penelitian dari jurnal Chronobiology International menemukan orang dengan diabetes mendapat paparan cahaya yang lebih terang selama 4 jam sebelum tidur. Paparan cahaya ini termasuk dari televisi dan handphone. Keduanya terbukti dapat menekan hormon melatonin daripada sumber cahaya lain.

5. Insomnia

Cahaya dapat menurunkan kadar melatonin yang diproduksi tubuh, sehingga dapat membuat rasa kantuk berkurang dan sahabat sulit tidur.

6. Tekanan Darah Tinggi

Penelitian dalam jurnal Chronobiology International menunjukkan orang yang mendapat paparan cahaya saat tidur mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi daripada mereka yang tidur dalam kondisi gelap.




Manfaat Kesehatan Air Lemon untuk Bantu Wujudkan Berat Badan Proporsional

Sebelumnya

8 Langkah Cegah Kerontokan Rambut Saat Puasa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health