Anak-anak di Jepang/Net
Anak-anak di Jepang/Net
KOMENTAR

JIKA berbicara soal disiplin, tertib, menjaga tata krama dan mandiri, Jepang bisa kita dijadikan kiblat. Masyarakat Jepang pada umumnya terkenal memiliki perilaku tersebut, terutama jika berada di depan umum.

Karena itu, tidak ada salahnya jika kita menengok bagaimana sikap-sikap tersebut bisa tertanam pada masyarakat Jepang sejak dini. Terutama dalam hal pendidikan di dalam rumah.

Mengutip Times, setidaknya ada tujuh hal yang bisa ditiru dari cara mendidik anak ala keluarga Jepang.

1. Tidak membicarakan soal anak-anak

Para ibu di Jepang pada umumnya cenderung menutup mulut soal masalah pribadi, termasuk soal anak dan keluarga. Mereka umumnya hanya berbagi cerita atau mengungkapkan masalah pribadi mereka pada orang terdekat. Karena itulah, para ibu di Jepang sangat membicarakan soal anak mereka ataupun cara mengasuh anak di depan umum.

Hal itu pun didukung dengan kultur masyarakatnya. Bahkan bila seorang ibu menceritakan di depan umum bahwa anaknya bermain untuk tim sepak bola tertentu atau masuk ke akademi tertentu, hal itu bisa dianggap sombong.

Bagi mereka, sudah cukup bahwa sang anak terlihat di depan umum mengenakan seragam sekolah atau tim sepakbola tertentu, tanpa perlu dibicarakan di depan umum.

2. Membangun kedekatan fisik

Orangtua di Jepang, terutama ibu, kerap membangun kedekatan fisik dengan anak-anak mereka. Kedekatan fisik yang dimaksud adalah dengan membawa serta anak-anak sedari bayi, untuk ikut beraktivitas di dalam maupun luar rumah.

Para ibu di Jepang biasanya membawa anak-anak mereka sejak bayi untuk melakukan aktivitas, baik berbelanja ke toko, pergi ke stasiun, naik kereta atau bepergian ke suatu tempat.

Mereka biasanya mengenaka gendongan bayi atau kereta bayi. Tapi tidak jarang juga para ibu di Jepang membawa anak-anak mereka bepergian dengan menggunakan sepeda melintasi kota.

Hal ini dilakukan tidak lain untuk membuat anak dan orangtua, terutama sang ibu, merasa sangat dekat secara fisik.

Itu adalah cara mereka mengungkapkan kasih sayang kepada anak-anak mereka. Namun jangan salah, orang tua di Jepang jarang mengungkapkan kasih sayang dengan cara mencium atau memeluk.

Cara membangun kedekatan fisik lain yang biasa dilakukan oleh orangtua Jepang adalah dengan tidur bersama dengan anak-anak. Biasanya, posisi tidur yang dibuat adalah ibu tidur di satu sisi kasur, ayah di sisi kasur lainnya dan anak tidur di tengah. Pengaturan posisi tidur ini menyerupai karakter Jepang untuk sungai (川).

Posisi tidur seperti ini biasanya berlangsung hingga sang anak melewati masa prasekolah.

3. Mengajarkan anak untuk menjaga ekspresi di depan umum

Hal ini kerap diajarkan orang tua di Jepang pada anak-anak mereka sedari dini. Mereka mendidik anak-anak mereka untuk tidak tertawa terbahak-bahak atau bersenda gurau berlebihan di depan umum.

Mereka menekankan pada anak-anak mereka agar selalu memikirkan orang lain sebelum bertindak. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga ketertiban dan perdamaian umum.

4. Ungkapan cinta lewat bekal (bento)

Para ibu di Jepang pada umumnya menetapkan standar tinggi untuk bekal anak-anak mereka, atau di Jepang dikenal dengan istilah bento box.

Mereka rajin bangun pagi untuk menyiapkan makanan sebaik mungkin bagi sang anak. Bahkan tidak jarang mereka menghiasnya agar menu makanan seperti ikan, sayuran, tahu, rumput laut, nasi, bisa terlihat cantik dan menggoda untuk dimakan.

Hal itu merupakan ungkapan kasih sayang serta dukungan mereka bagi anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menimba ilmu di sekolah. Mereka memastikan bahwa sang anak mendapatkan gizi yang cukup dna seimbang demi membantu mereka dalam belajar.

5. Tidak khawatir berlebihan

Meski menjaga anak-anak mereka dengan baik, namun orang tua di Jepang tidak memberikan batasan berlebihan pada sang anak. Mereka tidak keberatan jika anak-anak mereka melihat yang dianggap tidak pantas untuk usianya. Sebagai contoh, tidak ada orangtua di Jepang yang protes jika ada ada trailer untuk film yang penuh adegan kekerasan, semisal Resident Evil diputar tepat sebelum film anak-anak Toy Story III diputar di bioskop.




Jadilah Sahabat Terbaik Anak

Sebelumnya

Mengajarkan Adab kepada Anak Seperti Pesan Buya Hamka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting