(ki-ka) Menteri Pertanian RI & Menteri Pertanian Palestina di Jakarta (7/7). (ANTARA)
(ki-ka) Menteri Pertanian RI & Menteri Pertanian Palestina di Jakarta (7/7). (ANTARA)
KOMENTAR

PEMERINTAH Indonesia secara resmi mengirimkan 10.000 ton beras ke Palestina sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan menyikapi krisis yang terus berlangsung di wilayah Gaza, dan wilayah lainnya. Bantuan tersebut bersumber dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan akan didistribusikan melalui kerja sama antarlembaga negara.

Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung inisiatif ini dan memberikan instruksi agar pengiriman dilakukan secepat mungkin. Pengumuman resmi dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian Palestina, Rezq Basheer-Salimia, di Jakarta.

"Atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, beliau memberikan perintah pada kami untuk memberi bantuan pada saudara kita di Palestina 10 ribu ton beras," kata Mentan Andi Amran di Jakarta, Senin (7/7).

Pemerintah menegaskan bahwa pengiriman bantuan tidak akan mempengaruhi pasokan pangan nasional. Data terakhir menunjukkan bahwa stok beras Indonesia saat ini merupakan yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Selain bantuan pangan, kerja sama strategis juga dibangun di sektor pertanian. Indonesia dan Palestina sepakat menjalin kolaborasi dalam pengembangan budidaya padi, hortikultura, serta pemanfaatan teknologi irigasi dan manajemen air. Untuk mendukung program ini, lahan seluas 10.000 hingga 20.000 hektare telah disiapkan di Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Langkah ini menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam diplomasi kemanusiaan sekaligus memperkuat hubungan bilateral dengan Palestina, baik dalam solidaritas kemanusiaan maupun kerja sama pembangunan.

Menteri Pertanian Palestina menyampaikan apresiasi atas konsistensi Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, termasuk hak mendirikan negara merdeka sesuai prinsip hukum internasional.

Rezq menyebut, kerja sama pertanian antara kedua negara akan mencakup berbagai bidang, mulai dari pelatihan sumber daya manusia, pertukaran pengetahuan dan teknologi, promosi investasi, hingga pembukaan akses pasar bagi produk pertanian Palestina. Selain itu, bantuan pangan bagi masyarakat Palestina, khususnya di wilayah Gaza, juga menjadi bagian penting dalam kolaborasi ini.

Untuk merealisasikan kerja sama tersebut, kedua pihak sepakat membentuk Komite Teknis Pertanian yang akan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan sektor swasta dari Indonesia maupun Palestina. Komite ini diharapkan mampu mempercepat pelaksanaan program konkret dan mempererat hubungan strategis di sektor pertanian.

Menurut Rezq, inisiatif ini memiliki makna yang sangat penting di tengah kondisi sulit yang dialami sektor pertanian Palestina. Ia menyoroti tekanan yang terus meningkat akibat agresi Israel, termasuk penghancuran lahan dan sumber daya pertanian di berbagai wilayah, tidak hanya di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat dan Yerusalem.

Rezq menegaskan bahwa kemitraan dengan Indonesia memberikan harapan baru bagi penguatan ketahanan pangan dan pembangunan pertanian berkelanjutan di Palestina.




Deportasi Aktivis Pro-Palestina Digugat, Hakim AS Selidiki Dugaan Pelanggaran

Sebelumnya

Komisi VIII DPR Setujui Penyesuaian Anggaran Kemenag 2025 untuk Tunjangan Guru & Layanan Publik

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News