Ilustrasi siswa SMP. (Freepik/jcomp)
Ilustrasi siswa SMP. (Freepik/jcomp)
KOMENTAR

PERALIHAN dari Sekolah Dasar (SD) ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah fase penting dalam perkembangan anak. Di usia pra-remaja, anak-anak tak hanya menghadapi tantangan akademis yang meningkat, tapi juga perubahan sosial dan emosional.

Banyak anak merasa cemas atau stres saat masuk ke lingkungan baru yang lebih besar, lebih kompetitif, dan belum familiar. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting.

1. Dengarkan dan Validasi Perasaannya
Langkah pertama yang harus dilakukan orang tua adalah menjadi pendengar yang baik. Biarkan anak mengungkapkan kekhawatirannya tanpa dihakimi. Ungkapan seperti “Wajar kok kalau kamu merasa takut” akan membuat anak merasa dipahami dan diterima.

2. Ajak Anak Mengenal Lingkungan Sekolah Baru Lebih Awal
Jika memungkinkan, ajak anak berkunjung ke sekolah barunya sebelum hari pertama masuk. Tunjukkan lokasi kelas, kantin, perpustakaan, atau tempat ibadah. Hal ini bisa mengurangi rasa takut terhadap hal yang belum dikenal.

3. Bangun Rutinitas dan Kemandirian
Anak SMP dituntut lebih mandiri. Mulailah membiasakan anak mengatur waktu belajar, menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, serta membuat jadwal harian. Orang tua bisa mendampingi, namun tetap beri ruang agar anak belajar bertanggung jawab.

4. Awasi Pergaulan Tanpa Mengintimidasi
Lingkungan baru berarti teman baru. Pastikan anak tetap dalam pergaulan yang positif tanpa membuatnya merasa diawasi berlebihan. Bangun komunikasi terbuka agar anak merasa nyaman bercerita tentang kesehariannya.

5. Fokuskan pada Proses, Bukan Hanya Nilai
Alih-alih menuntut nilai tinggi, dorong anak untuk menikmati proses belajar. Beri apresiasi atas usaha dan kemajuan sekecil apa pun, agar anak lebih percaya diri dan termotivasi.

Transisi dari SD ke SMP memang tidak selalu mudah, namun dengan dukungan emosional, komunikasi terbuka, dan pengawasan yang tepat, anak dapat melewati masa ini dengan lebih tenang dan fokus. Orang tua adalah pelindung sekaligus pemandu terbaik anak dalam menghadapi dunia barunya.




Saat Sibling Rivalry Tak Kunjung Usai, Pahami Akar Masalah dan Cari Solusinya

Sebelumnya

Saat Anak Selalu Menjawab “Biasa Saja”, Ini Cara Orang Tua Menggali Lebih Banyak Cerita

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting