KOMENTAR

Pada riwayat lain dikisahkan penyiksaan yang dialami Sumayyah dalam versi yang lebih mengerikan, yang membuatnya meninggal dunia sebagai syuhada pertama.

Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah 4 (2017: 143) mengisahkan:

Ibnu Abbas berkata bahwa ketika itu orang-orang musyrik menculiknya. Mereka juga menculik ayah dan ibunya yang bernama Sumayyah. Selain itu, orang-orang kafir juga mengambil Suhaib, Bilal, Khabbab, dan Salim, lalu menyiksa mereka.

Menghidupkan semangat Sumayyah

Rasulullah sangatlah bersedih hati melihat kemalangan yang dialami Sumayyah dan juga para muslimin lainnya. Namun, Allah Swt. telah memilihkan jalan perjuangan yang mulia bagi para syuhada.

Lantas bagaimana memaknai syahidnya Sumayyah?

Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Islam Aktual (1996: 298) menjelaskan:

Syahid secara harfiah berarti orang yang bersaksi, orang yang memberikan bukti. Anda meyakini kebenaran Islam dan Anda buktikan keyakinan itu dengan kerelaan untuk mati guna menegakkan Islam.

Anda tahu bahwa segala macam penindasan merupakan perusakan kalimah Allah, karena itu Anda buktikan pengetahuan Anda dengan kesediaan berkorban dalam melawan penindasan.

Mati yang membuktikan keyakinan Anda adalah mati syahid. Karena itu, orang-orang yang mati syahid tidak mati; mereka malah menghidupkan. Darah mereka menyuburkan tumbuhnya keyakinan dan menegakkan ajaran.

Ketika Sumayyah yang sudah tua ditusuk Abu Jahal, para ahli tarikh (sejarah) menggelarinya sebagai orang yang pertama syahid dalam Islam.

Darah Sumayyah beserta darah-darah para mujahid Islam lainnya sepanjang sejarah telah menegakkan pilar-pilar bangunan Islam.  Darah syuhada adalah sumber energi yang—seperti bahan bakar—menggerakkan militansi umat Islam.

Apalah artinya nyawa Sumayyah di mata Abu Jahal dan para dedengkotnya, toh hanya seorang perempuan hamba sahaya yang ‘tidak bernilai’ di lingkungan sosialnya. Akan tetapi nama Sumayyah terukir abadi sepanjang sejarah. Dia pun dicintai Allah Swt. dan Rasulullah saw.

Pengorbanan dirinya menjadi pupuk bagi kejayaan Islam, dan tidak banyak perempuan yang seberuntung Sumayyah. Namanya menjadi bagian penting dalam Sirah Nabawiyah.




Belum Ada Perang Seunik Perang Ahzab

Sebelumnya

Mukjizat Nabi pada Periuk Istri Jabir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Sirah Nabawiyah