Ilustrasi botol plastik. (Freepik)
Ilustrasi botol plastik. (Freepik)
KOMENTAR

BUKAN cuma di laut atau makanan, kini mikroplastik juga ditemukan di air hujan Jakarta. Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap partikel plastik berukuran super kecil ini telah terbawa angin dan jatuh bersama air hujan — bukti bahwa plastik kini sudah menjadi bagian dari siklus lingkungan kita.

Mikroplastik berukuran kurang dari 5 milimeter hingga satu mikrometer, dan karena sulit terurai, partikel ini bisa bertahan lama. Plastik yang hancur di darat atau laut bisa terangkat angin, melayang ke atmosfer, lalu turun kembali bersama hujan.

Meski begitu, Kementerian Kesehatan menegaskan fenomena ini tidak berarti air hujan berbahaya secara langsung.

“Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar luas di sekitar kita. Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti,” ujar Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

Menurut Aji, manusia bisa terpapar mikroplastik lewat makanan, minuman, dan udara — misalnya dari air minum dalam kemasan, seafood, garam, hingga debu perkotaan yang terhirup.

Paparan jangka panjang dalam jumlah besar berpotensi memicu peradangan dan gangguan hormon akibat bahan kimia seperti BPA dan phthalates. Namun, hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat bahwa mikroplastik langsung menyebabkan penyakit tertentu.

Sebagai langkah pencegahan, masyarakat disarankan mengurangi plastik sekali pakai, tidak membakar sampah plastik, serta menggunakan masker saat udara kering. Aji juga mengajak membawa botol minum isi ulang dan tas belanja kain. Langkah sederhana ini bisa membantu menjaga bumi — sekaligus mengurangi hujan mikroplastik di masa depan.




Capai Rp125 Miliar, Bank Mega Syariah Dorong Pertumbuhan Dana Kelolaan Wealth Management

Sebelumnya

Menkes Budi Gunadi Sadikin: Waspadai Mikroplastik di Air Hujan, Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News