Atlet catur perempuan kebanggaan Indonesia. (Instagram/@irene_sukandar)
Atlet catur perempuan kebanggaan Indonesia. (Instagram/@irene_sukandar)
KOMENTAR

NAMA Irene Sukandar sudah tidak asing lagi di dunia catur Indonesia. Pecatur kebanggaan Tanah Air ini kembali mencuri perhatian publik internasional setelah menorehkan prestasi gemilang dengan menempati peringkat kesembilan pada Kejuaraan Catur Cepat FIDE yang digelar di New York City.

Sebagai seorang atlet catur wanita yang berkompetisi dalam dunia yang didominasi oleh pria, Irene membuktikan bahwa ketekunan dan disiplin mampu menembus batas. Melalui kerja kerasnya, ia kini menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam dunia catur.

Irene Kharisma Sukandar lahir di Jakarta pada 7 April 1992. Irene Iskandar diketahui sudah tertarik dengan dunia catur sejak kecil. Ketertarikan tersebut muncul ketika ia menyaksikan ayahnya mengajarkan kakaknya, Kaisar Jenus Hakiki, cara bermain catur.

Perjalanan panjang Irene di dunia catur dimulai sejak tahun 1999, ketika ia bergabung dengan Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi. Di sekolah catur ini, Irene berlatih dengan giat setiap hari Senin hingga Jumat selama tiga hingga empat jam. Konsistensi dalam latihan tersebut membuahkan hasil, di mana ia mulai meraih prestasi saat masih di bangku sekolah dasar.

Pada usia 11 tahun, Irene mencatat sejarah dengan membawa pulang dua medali perak untuk Indonesia dalam ajang SEA Games 2003 di Vietnam. Pencapaian itu menjadi titik awal dari perjalanan karier internasional yang cemerlang.

Memasuki masa remaja, Irene semakin menegaskan kehebatannya. Saat duduk di bangku sekolah menengah pertama, ia berhasil mendapatkan gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE). Ia juga telah mewakili Indonesia di lima Olimpiade Catur Wanita dari tahun 2004 hingga 2014.

Kariernya melesat pesat saat berusia 16 tahun, ketika ia berhasil menyabet gelar Grand Master Internasional Wanita (WGM) pada Desember 2008, sebuah capaian yang menempatkannya di jajaran elite pecatur dunia. Prestasi ini menjadikannya pecatur wanita Indonesia pertama yang meraih gelar Grand Master Internasional.

Tak berhenti di situ, Irene juga menyandang gelar International Master (IM), yang merupakan pencapaian luar biasa dan jarang didapatkan oleh pecatur wanita. Kedua gelar bergengsi ini menjadikannya salah satu atlet catur paling berprestasi yang dimiliki Indonesia.

Sebagai bagian dari tim nasional Indonesia, Irene turut berkontribusi dalam berbagai ajang bergengsi, termasuk dengan menyumbangkan medali perak di Olimpiade Catur. Permainannya yang strategis, tenang, dan penuh perhitungan membuatnya disegani oleh lawan-lawan tangguh dari seluruh dunia.

Terlepas dari deretan prestasi yang telah diraihnya, perjalanan kariernya di dunia catur tidaklah mudah. Berbeda dengan banyak atlet dari negara lain yang mendapat dukungan penuh dari federasi dan pemerintah, Irene sering kali harus berjuang secara mandiri, menanggung biaya perjalanan dan turnamen internasional tanpa dukungan sponsor. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus mengharumkan nama Indonesia di dunia catur.

Kini, selain aktif bertanding, Irene juga berperan dalam memajukan catur nasional. Ia rutin mengadakan pelatihan, seminar, dan pembinaan bagi anak-anak dan remaja yang ingin menekuni catur. Dengan dedikasinya, Irene berharap dapat melahirkan generasi pencatur muda yang siap bersaing di tingkat dunia. 

Bagi Irene Sukandar, catur lebih dari sekadar permainan strategi. Catur menjadi sarana untuk menumbuhkan ketekunan, ketahanan mental, dan kemampuan berpikir logis. Ia berharap semakin banyak anak Indonesia yang jatuh cinta pada catur dan menjadikannya jalan untuk mengukir prestasi internasional.

 

 




Lewat Lyfe With Less, Cynthia Suci Lestari Ajak Masyarakat Hidup Lebih Sederhana

Sebelumnya

Mencari Keseimbangan Hidup yang Mindful dan Berdampak Nyata ala Sabrina Anggraini

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women