Menteri PPPA Arifah Fauzi menerima penghargaan dari Kepala ANRI Mego Pinandito (20/10). (Kemen PPPA)
Menteri PPPA Arifah Fauzi menerima penghargaan dari Kepala ANRI Mego Pinandito (20/10). (Kemen PPPA)
KOMENTAR

KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berhasil meraih predikat tertinggi “AA” (Sangat Memuaskan) dalam Hasil Pengawasan Kearsipan Tahun 2024 oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh ANRI dan diterima Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta pada Senin (20/10).

Predikat ini diberikan setelah evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan arsip dinamis dan statis di lingkungan kementerian dan lembaga negara. Menteri Arifah menyampaikan, hasil ini menunjukkan bahwa tata kelola arsip Kemen PPPA telah mengikuti standar dan regulasi kearsipan nasional. Menurutnya, pengelolaan arsip yang tertib adalah fondasi penting dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan serta menjadi warisan pembelajaran lintas generasi.

Pada tahun 2024, Kemen PPPA meraih nilai 90,06 dengan kategori AA (Sangat Memuaskan), meningkat dari tahun 2023 yang memperoleh nilai 83,47 (A – Memuaskan). Kemajuan juga terlihat dalam digitalisasi arsip, dari 85,46 pada 2023 menjadi 94,91 di tahun 2024.

“Capaian ini adalah hasil kerja keras seluruh jajaran. Meski belum menjadi yang terbaik di antara kementerian lain, kami akan terus meningkatkan tata kelola arsip agar semakin tertib, transparan, dan berkualitas,” tegas Menteri Arifah.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menambahkan bahwa arsip merupakan memori kolektif bangsa yang mencerminkan perjalanan pembangunan. Sementara itu, Kepala ANRI Mego Pinandito menegaskan pentingnya sistem kearsipan nasional yang modern, tertib, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Melalui capaian ini, Kemen PPPA menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan berbasis data.




Doa untuk 74 Tahun Presiden Prabowo: Sehat, Pro Rakyat, dan Mampu Memilih Kebenaran di Atas Kemudahan

Sebelumnya

Pemanasan Global Picu Lonjakan “Superhot Days”, Negara Kecil Jadi Korban Terberat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News