Ilustrasi seorang anak laki-laki. (Freepik)
Ilustrasi seorang anak laki-laki. (Freepik)
KOMENTAR

DI tengah dunia pertemanan yang semakin kompleks, anak-anak sering menghadapi situasi yang membuat mereka bingung: ikut teman demi terlihat “keren” atau tetap pada nilai yang diajarkan di rumah? Inilah pentingnya mengajarkan konsep “beradaptasi tanpa terkontaminasi” sejak dini.

Beradaptasi berarti anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya—berteman, bekerja sama, dan menghargai perbedaan. Namun, mereka juga harus tahu bahwa adaptasi tidak berarti mengikuti ajakan teman yang salah, seperti berbohong, membully, atau merusak. Di titik inilah anak perlu punya keberanian untuk berkata “tidak”.

Orang tua bisa mulai dengan membangun komunikasi yang hangat di rumah. Biasakan bertanya: “Apa yang terjadi hari ini?”, “Ada hal yang membuat kamu tidak nyaman?” Sikap orang tua yang mendengarkan tanpa menghakimi membuat anak merasa aman untuk bercerita.

Ajarkan anak kalimat sederhana tapi tegas seperti, “Maaf, aku tidak mau ikut,” atau “Itu tidak benar,” ketika ada teman yang mengajak melakukan hal buruk. Jelaskan bahwa berkata tidak bukan berarti kehilangan teman, tetapi menjaga diri dan menghormati nilai keluarga.

Selain itu, tanamkan bahwa melaporkan perbuatan yang tidak baik bukan berarti mengadu, tetapi bentuk keberanian melindungi diri dan orang lain. Anak perlu tahu bahwa guru, orang tua, atau orang dewasa tepercaya adalah tempat aman untuk meminta bantuan.

Dengan begitu, anak belajar bagaimana tetap berteman, tetap bergaul, namun tidak kehilangan prinsip. Mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan, tanpa terkontaminasi oleh pengaruh negatifnya.

Karena pada akhirnya, anak yang berani berkata tidak adalah anak yang siap menjadi pribadi kuat di tengah perubahan zaman.




Awas Parentification, Jangan Jadikan Anak Tempat Curhat Masalah Rumah Tangga

Sebelumnya

Farida Farhah: Orang Tua Berperan Besar Putus Rantai Kekerasan Perundungan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting