Ilustrasi anak berteriak kepada ibunya. (Freepik)
Ilustrasi anak berteriak kepada ibunya. (Freepik)
KOMENTAR

DALAM  keluarga modern, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak menjadi kunci utama dalam membangun hubungan yang sehat.

Anak-anak zaman sekarang tumbuh di era keterbukaan informasi dan kritis terhadap banyak hal. Maka, sangat wajar jika mereka memiliki pendapat sendiri—terkadang berbeda dengan orang tua. Namun, tantangannya adalah bagaimana anak bisa menyampaikan pendapat itu dengan cara yang sopan, tenang, dan tidak dengan nada tinggi.

Langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memberi ruang aman untuk berpendapat. Jangan langsung memotong atau mengoreksi saat anak berbicara, karena itu bisa membuat mereka merasa tidak dihargai.

Dengarkan dulu, lalu ajak berdiskusi dengan kalimat seperti, “Menarik pendapatmu, boleh Mama tahu kenapa kamu berpikir begitu?” Kalimat semacam ini menumbuhkan rasa dihormati sekaligus mengajarkan anak bahwa perbedaan pandangan adalah hal yang wajar.

Langkah kedua, orang tua harus menjadi contoh. Cara kita berbicara kepada anak adalah cerminan bagaimana mereka akan berbicara kembali. Jika orang tua terbiasa mengontrol emosi dan menggunakan nada lembut saat berdiskusi, anak pun akan menirunya.

Selain itu, latih anak mengelola emosi. Saat suasana memanas, ajarkan untuk menenangkan diri sejenak sebelum berbicara. Aktivitas sederhana seperti menarik napas dalam atau menulis perasaan di kertas bisa membantu mereka mengendalikan nada bicara.

Dengan konsistensi dan contoh nyata dari orang tua, anak akan belajar bahwa berbeda pendapat bukan berarti berkonflik. Justru, lewat komunikasi yang tenang dan saling menghargai, keluarga bisa tumbuh menjadi ruang yang penuh kehangatan dan pengertian.




Beradaptasi Tanpa Terkontaminasi

Sebelumnya

Awas Parentification, Jangan Jadikan Anak Tempat Curhat Masalah Rumah Tangga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting