Insomnia/Net
Insomnia/Net
KOMENTAR

APAKAH anda sering mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari, alias insomnia? Jika iya, ada baiknya anda lebih waspada.

Pasalnya, menurut sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Neurology dari American Academy of Neurology November lalu, penderita insomnia memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk menderita serangan jantung, stroke atau mengembangkan penyakit jantung.

Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini bertanya kepada hampir setengah juta orang China tentang tiga gejala utama insomnia, yakni apakah mereka kesulitan tidur dan tetap tertidur? Apakah mereka bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur lagi? Dan apakah mereka mengalami kesulitan untuk tetap fokus pada siang hari karena kurang tidur?

Selang 10 tahun kemudian, para peneliti mengamati kesehatan jantung para responden yang mereka tanyai itu. Hasilnya, para penliti menemukan bahwa mereka yang memiliki ketiga gejala insomnia berdasarkan tiga pertanyaan itu 22 persen lebih mungkin untuk memiliki penyakit arteri koroner dan 10 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada mereka yang tidur dengan baik.

Hasil itu dibuat bahkan setelah para peneliti menyesuaikan faktor-faktor pengganggu seperti merokok, tingkat aktivitas fisik dan penggunaan alkohol.

Kemudian, para peneliti menganalisis tiga pertanyaan insomnia secara terpisah. Responden yang melaporkan bahwa mereka bisa fokus di siang hari namun kurang tidur di malam hari 13 persen lebih mungkin mengalami masalah jantung.

Sedangkan mereka yang mengalami kesulitan tidur di malam hari namun pada akhirnya tetap tidur 9 persen lebih mungkin terserang stroke dan kondisi jantung daripada orang yang tidak memiliki masalah tidur.

Lalu mereka mereka yang melaporkan bahwa mereka sulit tidur namun bangun terlalu dini 7 persen lebih mungkin terkena stroke dan masalah jantung.

"Hubungan antara gejala insomnia dan penyakit ini bahkan lebih kuat pada orang dewasa muda dan orang-orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi pada awal penelitian," kata penulis studi Dr. Liming Li, dari Universitas Peking di Beijing, dalam sebuah pernyataan.

"Jadi penelitian di masa depan harus melihat terutama pada deteksi dini dan intervensi yang ditujukan pada kelompok-kelompok ini," tambah Li.

Peneliti lain yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengapresiasi temuan tersebut dan menekankan pentingnya tidur yang baik.

"Ini mungkin salah satu studi yang lebih besar yang telah diterbitkan sejauh ini tentang hubungan antara insomnia dan risiko kardiovaskular," kata profesor dan ahli saraf Harvard Dr. Natalia Rost, kepala divisi stroke di Massachusetts General Hospital di Boston.

"Meskipun kita tidak memahami kaitan pastinya, apa yang telah kita pelajari selama bertahun-tahun adalah bahwa tidur itu penting," kata Rost, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, seperti dimuat CNN beberapa waktu lalu.

Meski begitu, dia mengaku tidak begitu yakin ada hubungan antara tidur dan masalah kesejatan tersebut.

"Saya juga berpikir insomnia mungkin merupakan gejala dari beberapa penyakit lain dalam tubuh yang belum menunjukkan gejala," kata Rost.

"Mungkin ada sesuatu yang sudah terjadi di dalam tubuh yang berdampak insomnia dan akhirnya bermanifestasi 10 tahun ke depan. Mudah-mudahan lebih banyak penelitian akan menemukan kaitannya," tutupnya.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health