Warga Gaza mengungsi dari kota ke kota/Dailymail
Warga Gaza mengungsi dari kota ke kota/Dailymail
KOMENTAR

MILITER Israel pada hari Senin (11/12) membantah bahwa pihaknya bermaksud mengusir warga Palestina yang mencari perlindungan dari pemboman Gaza melalui perbatasan ke Mesir. Lembaga bantuan internasional menyatakan kelaparan menyebar di kalangan penduduk sipil di daerah kantong yang terkepung itu.

Di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk, para pejuang Hamas dan pasukan Israel bertempur di seluruh wilayah tersebut, dan para militan berusaha menghalangi tank-tank Israel untuk maju melalui jalan-jalan yang hancur.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 18.205 orang kini telah terbunuh dan 49.645 orang terluka di Gaza hanya dalam waktu dua bulan peperangan – ratusan orang telah meninggal sejak Amerika Serikat memveto proposal gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat.

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka dan penduduk mengatakan tidak mungkin mendapatkan perlindungan atau makanan di wilayah pesisir yang padat penduduknya. Tak sedikit warga yang tidak makan lebih dari dua hari dan harus mengemis roti untuk anak-anak mereka.

“Saya berpura-pura kuat, namun saya takut saya akan roboh di hadapan anak-anak saya kapan saja,” kata seorang warga.

UNRWA, badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina, mengatakan beberapa orang datang ke pusat kesehatan dan tempat penampungan sambil membawa anak-anak mereka yang meninggal.

“Kita berada di ambang kehancuran,” demikian pernyataan UNRWA di X.

Pada akhir pekan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia khawatir akan terjadi pengungsian massal ke Mesir dan Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa mendorong warga Gaza lebih dekat ke perbatasan berarti berupaya untuk memindahkan mereka melewati perbatasan.

Yordania juga menuduh Israel berusaha "mengosongkan Gaza dari rakyatnya". Perbatasan dengan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar dari Gaza saat ini, namun Kairo telah memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan warga Gaza masuk ke wilayahnya, karena khawatir mereka tidak akan dapat kembali.

Pemerintah Israel pada hari Senin membantah bahwa ini adalah tujuannya. Juru bicara Eylon Levy menyebut tuduhan itu “keterlaluan dan salah” dan mengatakan negaranya membela diri dari “monster” yang menyerang Israel pada 7 Oktober.

Dalam serangan itu, Israel mengajukan klaim bahwa kelompok bersenjata Hamas membunuh 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 240 orang, menurut penghitungan Israel. Sekitar 100 orang kini telah dibebaskan.

Serangan balasan Israel menjadi periode peperangan paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Kenyataannya, serangan Israel sudah jauh melampaui batasan kemanusiaan.

Para pejabat PBB mengatakan 1,9 juta orang – alias 85 persen dari populasi Gaza – mengungsi. Dan wilayah selatan tempat para pengungsi terkonsentrasi kondisinya sangatlah buruk. Dan semuanya bisa bertambah buruk karena warga dan pejabat medis menyebutkan pemboman Israel berlanjut hingga malam hari pada hari Senin (11/12) seperti dilaporkan Reuters.




Kelompok Pro-Israel Serang Demonstran Pro-Palestina, Bentrokan Terjadi di Kampus UCLA

Sebelumnya

Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News