Siti Nurlaila, owner Dapur Coet dan Hasanah Land/FARAH-Agung Hadiawan
Siti Nurlaila, owner Dapur Coet dan Hasanah Land/FARAH-Agung Hadiawan
KOMENTAR

Saya memberikan kesempatan kepada adik bungsu saya untuk mengembangkan Seharum Kue. Saya melihat kerja keras dan kerja cerdasnya di saat pandemi. Bagaimana dia mampu berinovasi dengan aneka jenis kue. Meskipun hanya melayani pesanan online, dia bisa membuat Seharum Kue tetap bertahan bahkan berkembang. Berangkat dengan niat baik, bismillah, meminta ridha Allah, Seharum Kue juga kini sudah memiliki gerai di Cikarang.

Di bidang properti, Hasanah Land rencananya dibangun dengan konsep ramah lingkungan, apa alasan Ibu memilih konsep ini dan bagaimana cara kepemilikannya?

Kami bertekad untuk tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan dengan mengusung hunian milenial strategis dengan konsep smart & green residence. Selain itu, Hasanah Land juga mempunyai program peduli sampah dan program ramah lingkungan lainnya.

Saat ini kami memiliki dua tipe rumah untuk cluster pertama yaitu Nara Residence, dengan tipe 36 dan 50. Kami menggunakan material yang berkualitas baik tapi tetap memberikan kesempatan bagi keluarga muda atau bahkan lajang yang ingin memiliki rumah untuk bisa mempunyai rumah yang fungsional tanpa kehilangan nuansa estetik.

Apa tips yang bisa Ibu bagikan kepada para perempuan Indonesia untuk bisa menjadi seorang womanpreneur sukses seperti Ibu?

Saya meyakini bahwa kunci utama mempertahankan sebuah usaha dan menjadi pebisnis adalah kemampuan untuk ulet, tekun, sabar, dan konsisten. Dengan begitulah kita akan bisa merintis usaha dengan baik, bisa mengevaluasi segala kekurangan, mempertimbangkan berbagai aspek untuk mencari solusi dari permasalahan yang kita hadapi, dan tidak mudah menyerah jika ada tantangan dan rintangan yang menghadang.

Dan kita juga harus memulai bisnis dengan modal “nekat” tapi bukan sembarang nekat. Ketika kita sudah memahami mau mengerjakan apa, pasarnya sudah ada, keterampilan sudah dimiliki, jangan takut untuk memulai. Itu artinya kita sudah memiliki modal untuk membangun bisnis.

Jangan dulu pikirkan keuntungan, karena tidak ada jalan yang selalu mulus dalam hidup ini. Mulailah dulu, dan jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan kepada Allah. Dia yang akan membuka jalan untuk membantu kita.

Bersama Nur Asia Uno, tokoh perempuan yang menginspirasinya untuk sukses menjadi pengusaha

Bagaimana mengasah ketangguhan sebagai perempuan agar bisa kuat menghadapi permasalahan dalam kehidupan, baik dalam bisnis maupun keluarga?

Yang pasti kita harus terus mendekat kepada Sang Pencipta, karena kekuatan itu sejatinya datang dari Allah Swt. Dengan kita berusaha melakukan yang terbaik dan menjaga hubungan baik dengan sesama terutama menyayangi keluarga, insya Allah akan terbuka jalan berisi solusi dari masalah yang kita hadapi.

Seiring usia putri Ibu yang beranjak dewasa, apakah dia sudah memahami bahwa dia akan menerima tongkat estafet bisnis dari ibunya?

Selain karena anak saya, Kyra Ayudia, adalah anak saya satu-satunya, mempercayakan usaha kepada anak bertujuan melatih rasa tanggung jawabnya. Selama ini saya memang sering mengajak Ayu untuk urusan bisnis, dan alhamdulillah… dia antusias menemani saya ketika bekerja.

Selain itu, berbisnis harus memiliki sikap yang open-minded, pola pikir yang modern, dan pandangan yang visioner. Oleh karena itu, saya sadar bahwa bisnis semakin berkembang dan saya harus beradaptasi dengan itu. Pastinya sebagai generasi milenial, anak saya memiliki pandangan yang lebih mumpuni terutama tentang peran teknologi bagi bisnis di era saat ini.

Jadi, kami sering berdiskusi dan bertukar pikiran untuk bisa memajukan bisnis ini bersama-sama. Selain daripada mempercayakan usaha saya saat ini kepada anak saya, saya tetap berusaha mendukung penuh anak saya untuk bisa membangun bisnis nya sendiri sesuai dengan hobi dan passion yang ia miliki.

Menjadi ibu sekaligus teman diskusi bagi putrinya, Kyra Ayudia

Bagaimana cara Ibu membentuk kepribadian anak di antara kesibukan bisnis yang Ibu jalankan?

Pada intinya, saya berusaha membentuk kepribadiannya dengan seimbang. Saya tidak pernah memaksakan kehendak saya, dan saya selalu mendukung apa pun yang baik untuknya. Dia sudah terlatih mandiri sejak kecil dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Dan yang paling penting, pondasi agama adalah kunci utama yang saya ajarkan kepadanya, termasuk juga untuk bersikap baik terhadap siapa pun.

Apa yang Ibu rasakan melihat sosok anak Ibu saat ini?

Sebagai seorang ibu, saya bangga melihat sosok putri saya saat ini. Dia memiliki tekad kuat untuk melakukan sesuatu dan berani mengungkapkan pendapatnya. Saat ini dia sedang bekerja di sebuah perusahaan untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang ‘iklim’ bekerja.

Dengan demikian, dia tidak hanya mendapatkan teori dari bangku kuliah, kiat-kiat berbisnis dari ibunya, tapi juga merasakan langsung kehidupan sebagai pekerja. Semoga semua itu menjadi bekal kuat untuknya nanti mengelola bisnis ke depan.

Apa makna keluarga bagi Ibu?

Menurut saya, keluarga merupakan segalanya. Mereka adalah prioritas utama, dan mereka yang selalu menyayangi kita apa adanya. Saya bisa sampai di titik saat ini berkat dukungan dan kasih sayang dari mereka.




Nurhayati Subakat: Dari Tujuan Sederhana, Wardah Terus Memberi Manfaat kepada Banyak Perempuan

Sebelumnya

Raih Nusantara Award 2024, Anna Mariana Konsisten Lestarikan Wastra Nusantara Serta Memajukan Pelaku UMKM dan Ekraf

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women