Penulis: HERRY
DI sebuah sudut Kota Bandung, tepatnya di halaman depan Hotel Traveler Inn, Jl. Aria Jipang No. 6, terlihat antrean sederhana yang sarat makna. Mereka yang mengantre sebagian besar adalah pengendara ojek online dan pemulung.
Di pintu masuk, terpampang sebuah tulisan: “Warung Ikhlas”. Seperti namanya, di sinilah setiap orang bisa menikmati hidangan tanpa harus mengeluarkan biaya. “Betul Pak, silakan antri saja,” ujar Kang Tantan, salah satu penggerak warung ini.
Warung Ikhlas lahir dari gagasan komunitas Sekolah Kehidupan yang beranggotakan para alumninya. Dengan landasan tujuh ilmu penjernih hati—ikhlas, sabar, shalat khusyuk, dzikir, syukur, tawakal, serta waspada dan berprasangka baik—komunitas ini membuktikan bahwa kebaikan bisa hadir dalam wujud sesederhana sepiring nasi.
“Alhamdulillah, Oktober 2025 nanti sudah genap setahun Warung Ikhlas berjalan. Setiap hari Senin hingga Jumat, pukul 10.00–12.00 WIB, kami menyediakan 200 porsi untuk siapa pun yang membutuhkan,” jelas Bu Echi, koordinator kegiatan.
Menariknya, semua yang terlibat adalah relawan tanpa gaji, datang dari berbagai daerah seperti Lembang, Batujajar, hingga pelosok Bandung. Donasi yang masuk pun beragam, ada yang berupa beras, sayur, lauk pauk, bahkan uang tunai. Namun hingga kini, Warung Ikhlas belum memiliki donatur tetap. “Sok atuh Kang, bantu kali saja ada donatur tetap,” tutur Bu Echi sambil tersenyum penuh harap.
Warung ini membuktikan bahwa berbagi bukan soal seberapa banyak yang kita punya, melainkan seberapa besar keikhlasan untuk memberi. Bagi siapa pun yang ingin beramal jariyah, Warung Ikhlas membuka pintu lebar-lebar.
Donasi dapat berupa bahan pangan, menu masakan, maupun uang melalui rekening BRI 3682-01-005850-53-8 a.n. R. June Wahyunaniah. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bu Echi di WhatsApp +6282115303940.
Satu piring nasi di Warung Ikhlas bukan sekadar mengenyangkan perut, melainkan juga menghangatkan hati—karena dari sinilah kebahagiaan sederhana itu berawal.
KOMENTAR ANDA