Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

Setidaknya, kita pernah punya kenangan indah tentang debar-debar cinta. Dan seiring bertambah tuanya usia pernikahan, hendaknya kita bersalin rupa cara menyelami makna cinta.

Barangkali tidak ada adegan romansa kejar-kejaran seperti Nabi Muhammad dan Aisyah. Mungkin reaksi pasangan kurang optimal saat dipuji, tidak seperti tergugahnya Aisyah tatkala dipanggil humaira oleh Rasulullah. Namun, percayalah riwayat cinta setiap pasangan memang berbeda-beda. 

Meskipun debar-debar cinta mungkin memudar dalam pernikahan yang telah berlangsung lama, hal ini tidak berarti bahwa cinta itu sendiri telah hilang. Pernikahan yang bahagia dan memuaskan dapat tetap berlangsung meskipun mungkin dengan intensitas perasaan yang berbeda. 

Untuk mempertahankan atau membangkitkan debar-debar cinta dalam pernikahan yang telah lama berjalan, pasangan bisa mencoba berbagai hal seperti pergi liburan bersama, mengenang kembali masa-masa indah, melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama, dan memprioritaskan waktu berkualitas bersama tanpa gangguan dari rutinitas sehari-hari.

Ingatlah, bahwa setiap pernikahan memiliki tantangan dan perubahan. Namun dengan komitmen, pengertian, dan upaya bersama, pasangan dapat terus membangun hubungan yang kuat dan bahagia seiring berjalannya waktu.




Menjadi Korban Cinta yang Salah

Sebelumnya

Ana Khairun Minhu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur