BAGI banyak perempuan muda di Indonesia, kisah Shinta Nurfauzia bisa menjadi bukti bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari keberanian untuk mencoba.
Lulusan S1 Hukum Universitas Indonesia ini awalnya meniti karier sebagai peneliti dan konsultan hukum. Namun, semangatnya untuk memberi dampak lebih luas membuat Shinta melangkah lebih jauh.
Dengan beasiswa LPDP, ia menempuh studi S2 Business Law di Harvard Law School, Amerika Serikat. Di sanalah ia bertemu dua sahabatnya, Johannes Ardiant dan Ronald Wijaya, yang kemudian menjadi partner dalam membangun sebuah visi bersama: menyehatkan bangsa lewat makanan.
Pada tahun 2016, lahirlah Lemonilo—startup lokal yang memproduksi mi instan sehat bebas pengawet, pewarna, dan MSG tambahan. Pilihan mi instan bukan tanpa alasan. Menurut Shinta, mi instan adalah makanan favorit banyak orang Indonesia, namun sering kali dianggap tidak sehat.
Dengan menghadirkan versi sehatnya, ia ingin membuktikan bahwa hidup sehat bisa dimulai dari kebiasaan sederhana tanpa harus mahal. Kini, Lemonilo berkembang menjadi merek gaya hidup sehat dengan produk yang semakin bervariasi, mulai dari makanan, minuman, hingga perawatan tubuh.
Kisah Shinta sejalan dengan data dari McKinsey (2022) yang mencatat bahwa konsumen Indonesia semakin sadar pentingnya produk sehat dan alami. Kehadiran Lemonilo menjadi jawaban bagi tren tersebut, sekaligus membuka jalan bagi wirausaha perempuan muda untuk berani mengambil peran dalam industri pangan dan teknologi. Shinta pun masuk dalam daftar 10 wirausaha perempuan generasi milenial inspiratif di Indonesia versi beberapa media bisnis.
Lebih dari sekadar membangun perusahaan, Shinta menunjukkan bahwa keberanian keluar dari zona nyaman bisa membawa perubahan besar. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin yang inovatif, visioner, dan berdampak.
Pesannya sederhana namun kuat: jangan takut bermimpi besar, karena dengan kerja keras, pendidikan, dan keberanian, perempuan Indonesia bisa menciptakan karya yang tak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga menyehatkan masyarakat.
KOMENTAR ANDA