SEBELAS hari pasca gempa di Turki, warga mulai mengalami kesulitan air bersih. PemerintahTurki mengalami kesulitan terhadap sanitasi buruk, dimana parapenyintas gempabanyak yang menjadi tunawisma dan mulaiterserang penyakit.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Turki, Batyr Berdyklychev mengatakan, kekurangan air meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air dan wabah penyakit menular.
Untuk itu, WHO bekerja sama dengan otoritas lokal mengupayakan peningkatan pemantauan penyakit yang ditularkan melalui air, influenza musiman, dan Covid-19 di antara mereka yang mengungsi.
Saat ini, meski banyak toilet portable diletakkan di Kota Antakya, namun, jumlah itu belum memadai dan bisa menampungbanyaknya pengungsi.
"Kami belum bisa membilas sejak gempa," kata Mohammad Emin, mahasiswa desain grafis sambil membawa obat flu dari klinik stadion terbuka yang berfungsi sebagai kamp pengungsi di kota Kahramanmaras.
Emin mengatakan tidak ada pancuran di atau dekat kamp. Sementara itu, enam toilet di stadion tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi di tempat itu.
Dilaporkan, sebagian besar infrastruktur sanitasi di kawasan itu rusak atau tidak dapat dioperasikan akibat dua gempa bumi berkekuatan 7,8 dan 7,6 pekan lalu lalu.
KOMENTAR ANDA