INDEKS Penjualan Riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada Maret 2024. Angkanya turun dari 9,3% menjadi 5,5% secara tahunan. Hal ini mencerminkan tekanan dari daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Sinyal pelemahan daya beli juga tercermin pada kinerja industri perbankan, khususnya dalam penyaluran kredit konsumsi yang mengalami perlambatan. Per April 2025, kredit konsumsi perbankan tercatat tumbuh sebesar 9,5%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10%.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menstimulasi daya beli dan mendorong perekonomian, mulai dari penurunan suku bunga oleh BI hingga pemberian bantuan sosial dari pemerintah.
Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi mengapresiasi langkah pemerintah dalam menstimulasi daya beli dan konsumsi rumah tangga. Di satu sisi, Bank Mega Syariah juga terus berupaya untuk berkontribusi terhadap perekonomian melalui penyaluran pembiayaan yang sehat, kompetitif dan sesuai prinsip syariah.
“Kondisi saat ini menuntut industri perbankan untuk lebih adaptif dalam menghadapi dinamika pasar dengan menghadirkan produk yang lebih kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah. Selain itu, inovasi digital menjadi semakin penting untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah,” ujar Raksa.
Saat ini, Raksa menambahkan, di tengah berbagai tantangan, Bank Mega Syariah mampu menjaga kinerjanya dengan baik. Salah satunya tercermin dari penyaluran pembiayaan konsumer yang berhasil tumbuh di atas pertumbuhan industri perbankan.
Per Mei 2025, jumlah pembiayaan konsumer yang disalurkan Bank Mega Syariah tercatat lebih dari Rp 482 miliar, angka ini meningkat sekitar 37,3% dari total yang disalurkan pada Mei 2024.
Bank Mega Syariah saat ini juga tengah fokus pada penguatan produk unggulan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll. Penyaluran pembiayaan Flexi Mitra tercatat berkontribusi sebesar 16,44% dari total portofolio konsumer. Pembiayaan Flexi Mitra terus ditingkatkan melalui penetrasi ke segmen nasabah dari perusahaan yang telah menjadi nasabah korporasi seperti anak usaha Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), ekosistem CT Corp, dan berbagai nasabah korporasi lainnya.
“Kami melihat peluang di bisnis Flexi Mitra yang sangat besar. Kontribusi Flexi Mitra diharapkan dapat terus bertumbuh. Karena berbasis payroll, Flexi Mitra juga memiliki risiko yang lebih rendah karena nasabah memiliki pendapatan tetap,” ujar Raksa.
Flexi Mitra dari Bank Mega Syariah adalah pembiayaan tanpa agunan berbasis akad syariah (Murabahah, Ijarah atau MMQ) yang memberikan plafon hingga Rp200 juta dengan tenor maksimal 60 bulan dan angsuran tetap setiap bulan.
Bank Mega Syariah juga menawarkan berbagai kemudahan bagi nasabah payroll, mulai dari special pricing, proses verifikasi yang mudah, hingga penawaran eksklusif bagi segmen affluent. Salah satu strategi yang tengah dijalankan adalah memperkuat keberadaan AOC (Area Officer Consumer), termasuk mempercepat proses rekrutmen AOC.
Sementara untuk versi non payroll, pembiayaan konsumer didorong oleh pembiayaan pemilikan rumah (flexi home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) yang mencapai lebih dari Rp 284 miliar atau lebih dari 58% dari total pembiayaan konsumer. Kemudian, pembiayaan rumah subsidi (Flexi Sejahtera) menyumbang 9,6% serta pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan haji khusus yang mencapai lebih dari 7,9%.
Flexi Home ditujukan untuk pembiayaan rumah non-subsidi dengan tenor panjang hingga 20 tahun dan dapat digunakan untuk pembelian rumah baru, second, take over maupun refinancing.
Adapun Flexi Sejahtera merupakan solusi KPR subsidi berbasis FLPP bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan proses mudah dan biaya terjangkau. Sementara itu, Flexi Multiguna memberikan kemudahan pembiayaan konsumtif dengan tenor hingga 5 tahun dan angsuran tetap.
“Alhamdulillah, di tengah kondisi perekonomian yang menantang, Bank Mega Syariah tetap mampu menjaga kinerja dengan baik. Capaian positif ini tidak lepas dari strategi bank dalam menjawab kebutuhan nasabah melalui produk dan layanan yang kompetitif serta inovasi digital yang mumpuni,” tutup Raksa.
KOMENTAR ANDA