Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

ORANG tua diimbau untuk peduli pada pentingnya peningkatan pengawasan orang tua untuk mencegah penculikan anak. Pasalnya dari Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) mencatat sepanjang tahun 2022 terdapat 28 kasus laporan penculikan anak.

Menurut parenting coach sekaligus psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Irma Gustiana lemahnya pengawasan orang tua dapat menjadi salah satu faktor yang memudahkan penculik untuk melakukan kejahatan tersebut. Apalagi, anak merupakan kelompok paling rentan yang belum bisa melindungi dirinya sendiri.

"Ketika anak tidak dalam pengawasan orang tua, maka akan memudahkan bagi para penculik itu untuk melakukan aksinya," kata Irma.

Selain memberikan pengawasan, Irma mengatakan orang tua juga perlu mengajarkan anak mengenai cara memberikan respons terhadap orang-orang asing yang ada di sekitar mereka. Ajarkan cara menolak ajakan orang lain yang tidak dikenal. Serta pastikan juga anak mampu menyampaikan isi pikirannya. 

Disampaikan Irma, kemampuan pada anak itu dapat dilatih salah satunya dengan bermain roleplay.

"Jadi ketika ada sesuatu yang terjadi, anak mampu menyampaikan kecemasan atau ketakutannya, misalnya ketika di keramaian ada yang bertingkah laku aneh atau mencurigakan," ujar Irma.

Irma juga mengingatkan agar orang tua menasihati anaknya agar tidak berada di tempat yang sepi dan membiasakan anak berkumpul dengan teman-temannya atau mencari orang dewasa yang dikenal.

Irma juga mengatakan penting bagi orang tua untuk mengenal tetangga di sekitar rumah. Sebab, menurutnya. kasus penculikan juga sangat mungkin terjadi di daerah perumahan.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News