KOMENTAR

DENGAN hadirnya varian baru hasil mutasi yang terus muncul, kita memang harus menyiapkan diri untuk hidup bersama virus corona.

Setelah hampir tiga tahun hidup dalam pandemi COVID-19 dengan lebih dari 600 juta kasus di seluruh dunia, kita sudah memiliki pengalaman untuk menghadapi infeksi virus corona.

Namun seiring waktu, gejala umum pada orang yang terinfeksi COVID-19 juga berubah. Gejala tersebut menjadi berbeda-beda karena setiap orang memiliki riwayat vaksinasi yang tidak sama.

Mereka yang sudah mendapat vaksin akan memiliki gejala yang lebih ringan. Demikian pula dalam hal infeksi, mereka yang sudah divaksinasi akan mengalami masa infeksi yang lebih singkat.

Gejala Terkini COVID-19

Beberapa gejala umum terbaru yang dilaporkan pasien COVID-19 berdasarkan data Zoe Health Study, Inggris adalah sebagai berikut.

Orang yang belum mendapat vaksin akan mengalami: Sakit kepala, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan batuk terus-menerus.

Orang yang mendapat vaksin satu dosis akan mengalami: Sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, bersin, dan batuk terus-menerus.

Orang yang mendapat vaksin dua dosis (vaksin lengkap) akan mengalami: Sakit kepala, hidung mampet, pilek, sakit tenggorokan, dan batuk terus-menerus.

Dalam pelaksanaannya, Zoe Health Study didukung para peneliti dari King's College, London.

Secara umum dikatakan bahwa berbagai gejala terkini COVID-19 lebih mirip penyakit flu yang banyak menyerang masyarakat.

Dengan gejala yang 'samar' dengan flu, masyarakat diimbau untuk tetap melakukan tes COVID-19 saat mengalami gejala-gejala tersebut.

Adapun tiga gejala umum yang menjadi 'ciri khas' infeksi virus corona di masa awal pandemi yaitu demam, kehilangan penciuman (anosmia), dan sesak napas kini sudah jarang ditemui.

Untuk menghadapi berbagai varian baru virus corona, Dean Winslow, ahli penyakit menular dari Stanford University mengimbau masyarakat untuk mendapatkan vaksin bivalen; yaitu vaksin gabungan untuk menghadapi virus corona versi Wuhan dan varian Omicron yang bergejala mirip flu.

Meski vaksin tidak bisa menangkal virus 100 persen, vaksin mampu memberikan perlindungan maksimal terhadap penyakit serius, rawat inap, dan kematian.

Ia juga menegaskan pentingnya menjalankan protokol kesehatan, terutama pemakaian masker di tempat kerumuman, seperti dilaporkan Everyday Health.

Saat ini banyak negara di dunia sudah mengendurkan kebijakan masker. Kondisi tersebut kemudian diikuti kenaikan angka kasus COVID-19 di berbagai penjuru dunia, termasuk di Asia Tenggara.




Benarkah Cuaca Panas Ekstrem Berbahaya Bagi Penderita Diabetes?

Sebelumnya

5 Manfaat Spesifik Vitamin C bagi Kesehatan Tubuh

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health