Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

LAGI asyik-asyiknya bermain di tempat umum, tiba-tiba anak didorong oleh anak lain yang tidak dikenal, dan terjatuh. Bagaimana reaksi Ayah dan Bunda? Kesal, ingin marah, inginnya langsung cubit saja anak itu?

Sebenarnya sangat wajar jika Ayah Bunda bereaksi demikian. Siapa sih yang tidak kesal dan marah jika buah hati diperlakukan seperti itu. Tapi, Bunda tidak bisa langsung bereaksi frontal dengan memarahi anak yang nakal tersebut.

Menurut ahli pendidikan usia dini, Krista Edinda, ada beberapa tahapan "Membela Anak" yang bisa Bunda lakukan ketika menemui kasus demikian.

1. Kontrol emosi

Hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah mengontrol emosi sendiri. Mengapa? Karena anak akan mengamati dan menyerap bagaimana orangtua mengatasi masalah.

Jadi, tahan emosi ya Bunda. Bunda tidak perlu memarahi anak nakal tersebut, karena anak itu sudah punya orangtua yang pastinya akan mendidik dia.

2. Fokus pada anak

Hal paling baik adalah fokus pada kondisi anak. Pastikan anak tidak mengalami cedera atau hal lainnya saat diperlakukan kasar oleh temannya.

Saat semuanya aman, Bunda bisa tanyakan bagaimana perasaannya, validasikan perasaannya, dan pastikan emosinya juga terkontrol.

3. Latih anak untuk menegaskan bounderies

Latih anak untuk berani mengungkapkan perasaannya, menegaskan batas apa yang boleh temannya lakukan kepada dirinya.

Misalnya, latih anak untuk mengatakan, "Jangan, aku tidak nyaman", saat temannya hendak mendorong atau menggigitnya dan perlakuan kasar lain.

Atau ketika ada temannya yang ingin merebut mainannya, latih anak untuk mengatakan, "Tunggu sebentar, ya. Aku masih main dengan mainan ini."

Cara melatih anak untuk menegaskan bounderies ini cukup mudah. Bunda tinggal mencontohkannya saat anak mendapat perlakuan tersebut.

4. Tidak menyalahkan siapapun

Terakhir, jangan menyalahkan siapapun ya Bunda, tidak si anak ataupun orangtuanya. Justru sebaiknya Bunda berempati, karena hal tersebut adalah suatu proses dalam bersosialisasi dengan sistem sosial yang ada.

Yang perlu Bunda ingat, sekarang mungkin anak Bunda menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan pula lain waktu justru anak Bunda yang menjadi pelaku.

Jadi, lebih baik fokus pada anak sendiri ya, Bund!

 




Jadilah Sahabat Terbaik Anak

Sebelumnya

Mengajarkan Adab kepada Anak Seperti Pesan Buya Hamka

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting