KOMENTAR

MENGIKUTI kegiatan pramuka sejak SD dan bergabung dalam Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (kini Pusat Kesehatan Angkatan Darat), jiwa kemanusiaan Siti Aminah, SKM telah tumbuh sejak kecil.

Lulus masuk Korps Wanita Angkatan Darat namun tak mendapat restu orangtua, Siti Aminah yang akrab disapa Bidan Mimin itu memilih untuk mengabdi di Direktorat Kesehatan AD untuk bisa membantu sesama.

Mempunyai jiwa sosial yang tinggi, Bidan Mimin menjadi orangtua asuh sejak ia masih aktif di Angkatan Darat. Kini, semua anak asuhnya telah beranjak dewasa serta berhasil dalam pendidikan dan kehidupan mereka.

Menghabiskan waktu di pelosok daerah, selain rutin mengunjungi rumah-rumah warga, Bidan Mimin tak segan membantu masyarakat mendapatkan akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan. Ia bahkan membuka jalan setapak untuk memudahkan dan mempercepat pertolongan medis bagi masyarakat.

Saat berkecimpung di Kesehatan Angkatan Darat, Bidan Mimin banyak bertugas di ruang bedah. "Saya senang menjahit, jahitan saya terbilang rapi," ujar Bidan Mimin.

Hidupnya pun berpindah-pindah mengikuti penugasan. Bidan Mimin banyak menghabiskan waktu di beberapa kota di Kalimantan juga di Dumai, Riau. Setelah pensiun, barulah ia bersama sang suami—yang seorang ahli mesin di Angkatan Laut—pindah ke Jakarta. Sang suami ternyata adalah mantan pasien yang jatuh cinta melihat ketulusan Bidan Mimin saat bertugas.

Di Jakarta, Bidan Mimin tinggal di wilayah Jakarta Utara. Ia kemudian membuka praktik bidan. Ia juga membangun sekolah PAUD bagi anak-anak di sekitarnya.

Namun sayang, pandemi yang membuat sekolah diliburkan selama hampir dua tahun, membuat kondisi bangunan rusak bahkan sejumlah fasilitas dicuri orang. "Saya sedih, bagaimana nanti jika anak-anak tidak sekolah?" ujar Bidan Mimin menceritakan tentang PAUD yang ia dirikan.

Bidan Mimin juga membuka tempat praktik. Menariknya, ia menjadi bidan tanpa jam kerja tertentu dan rela diganggu 24 jam nonstop. Jika memang ada kejadian yang harus ditangani, Bidan Mimin akan langsung merespons. Mendapat telepon pada pukul 3 atau 4 pagi adalah hal yang biasa baginya.

Dalam menjalankan praktik sebagai bidan, ia memberlakukan subsidi silang. Jika orang itu mampu membayar, silakan membayar sesuai tarif yang ada. Namun jika orang tersebut kurang mampu, pembayaran bisa dicicil. Dan jika memang orang yang datang kepadanya benar-benar tidak mampu, Bidan Mimin tidak mempermasalahkannya.

Ia tak lelah mengedukasi para ibu hamil dan memberi perhatian dengan tulus tentang kehamilan. Ia mengingatkan ibu hamil untuk makan makanan bergizi seimbang, meminum obat dan vitamin, serta meyakinkan mereka untuk menjaga kehamilan dengan sebaik-baiknya.

Karena ketulusan itulah, semakin hari pasiennya semakin banyak. Ibu hamil merasa nyaman untuk memeriksakan kandungan mereka kepada Bidan Mimin.

"Kesehatan ibu dan anak sangat penting mengingat angka kematian yang masih tinggi," tegasnya.

"Pernah suatu kali pukul 4 pagi, saya diberitahu ada bayi yang dibuang di tempat sampah. Saya langsung pakai APD, saya bawa penyedot (untuk membuang lendir, dll), dan peralatan lain. Melihat kondisi bayi yang sangat buruk dan butuh waktu lagi untuk ke RS, akhirnya bayi itu dibawa ke tempat saya. Selama satu jam lebih saya terus-menerus menghangatkan, membersihkan, berusaha membangkitkan refleks si bayi, akhirnya dia bisa bernapas dengan baik. Sampai sekarang anak itu alhamdulillah masih hidup," kisah Bidan Mimin.

Ia juga biasa mendatangi bantaran kali atau kolong-kolong jembatan untuk membantu warga yang tinggal di area tersebut. Ia mengedukasi dan mengobati jika ada keluhan warga tentang penyakit mereka.

Memiliki dua ambulans, Bidan Mimin bahkan tak ragu menyetir sendiri ambulans untuk membawa pasien gawat darurat ke RS terdekat. Namun karena selama pandemi ia tidak lagi mendatangi rumah warga tapi hanya membuka konsultasi di tempat praktik, salah satu ambulans dipinjamkan untuk keperluan penanganan COVID-19.

Jiwa kemanusiaan dan dedikasi Ibu Siti Aminah membuatnya terpilih menjadi salah satu dari 21 perempuan Penggerak Literasi Ibu Ibukota Awards 2021. Mereka merupakan sosok perempuan yang berjuang di bidang kesehatan, bidang lingkungan, bidang kewirausahaan, bidang pendidikan, dan bidang pemberdayaan.

IBU Ibukota Awards adalah sebuah wadah apresiasi yang mengangkat kisah para perempuan penggerak #AksiHidupBaik yang ada di seluruh penjuru kota Jakarta. Digagas oleh Fery Farhati, istri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ibu Ibukota Awards menjadi ajang penghargaan tahunan yang digelar sejak tahun 2019.

Dengan segala pengalamannya, Bidan Mimin tak hanya mengurus ibu hamil tapi juga menjadi tempat konsultasi untuk segala penyakit dan urusan kesehatan warga sekitar.




Tetap Aktif di Usia 83 Tahun, Ros Yusuf Sekolahkan Anak Yatim Piatu dan Dhuafa Demi Pendidikan yang Adil Merata

Sebelumnya

Henny Christiningsih, Membawa UMKM Batik Go Global

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Paras Jakarta