PEMBERDAYAAN ekonomi perempuan menjadi kunci penguatan ketahanan nasional sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi inklusif menuju Indonesia Emas 2045. Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan Financial Literacy for Women yang dilaksanakan pada Senin (14/10) di aula Shalva Hotel, Jakarta Pusat.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bersama Prudential Indonesia ini mengusung tema Generasi Cerdas Keuangan: Perempuan Berdaya, Ekonomi Jaya, dengan tujuan memperluas akses keuangan bagi perempuan sekaligus memperkuat perlindungan konsumen berperspektif gender.
Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen menegaskan bahwa literasi finansial bukan hanya tentang angka, tetapi tentang pemberdayaan dan kemandirian.
“Kami siap membantu agar perempuan semakin berdaya, melek investasi, serta menjadi perintis dan independen dalam mengelola keuangan. Dengan begitu, mereka dapat memutus rantai kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Karin.
Sementara itu, Pengurus Pusat MES Siti Ma’rifah menyoroti pentingnya ekosistem ekonomi yang ramah perempuan, termasuk di sektor keuangan syariah.
“Perempuan memiliki potensi besar dalam membangun ekonomi keluarga dan bangsa. Dengan literasi keuangan syariah yang kuat, perempuan tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga mampu menanamkan nilai keberkahan dan keberlanjutan dalam setiap aktivitas usahanya,” tuturnya.
Dari sisi regulator, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi menegaskan komitmen OJK untuk terus mendampingi pemberdayaan perempuan melalui edukasi dan perlindungan konsumen.
“Sesuai mandat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, OJK mengatur, mengawasi, dan melindungi seluruh sektor jasa keuangan. Kami berkomitmen memberikan edukasi dan literasi bagi perempuan agar memiliki pemahaman keuangan yang kuat untuk menyiapkan masa depan yang lebih cemerlang,” jelas Friderica.
Mengakhiri rangkaian sambutan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauziah menegaskan bahwa literasi keuangan merupakan fondasi bagi kemandirian perempuan dan pembangunan ekonomi nasional.
“Literasi keuangan bukan hanya tentang angka dan perhitungan, tetapi tentang kemandirian, keberanian, dan masa depan. Populasi perempuan yang mencakup hampir setengah dari total penduduk Indonesia memiliki peran krusial dalam pembangunan ekonomi,” ujar Menteri PPPA.
Ia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, sebanyak 64,5% Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan, yang berkontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Bahkan, PDB Indonesia diproyeksikan dapat meningkat hingga 9% pada 2030 jika perempuan memperoleh hak dan peluang yang sama dalam pembangunan.
“Untuk itu, kami mendorong sinergi lintas sektor guna membangun ekosistem pemberdayaan ekonomi perempuan yang inklusif, berkelanjutan, dan terlindungi dari kekerasan,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut juga menghadirkan Certified Financial Planner MES M. Bagus Teguh dan Novita Sumaryati dari Prudential Indonesia, yang berbagi tips pengelolaan keuangan serta strategi kemandirian finansial bagi perempuan.
KOMENTAR ANDA