Djakarta Bali, Cita rasa Indonesia di Paris. (Djakarta Bali)
Djakarta Bali, Cita rasa Indonesia di Paris. (Djakarta Bali)
KOMENTAR

Di tengah hiruk-pikuk kota Paris, aroma rempah khas Indonesia ternyata mampu menyusup dan mencuri perhatian para pecinta kuliner dunia. Restoran Djakarta Bali yang terletak di di distrik Halles, bukan hanya menjadi pengobat rindu bagi diaspora, tetapi juga sebagai duta budaya yang memperkenalkan kekayaan rasa dari Indonesia. 

Restoran Djakarta Bali bukan sekadar tempat makan, melainkan sebuah perjalanan rasa dan budaya. Interior bergaya etnik, ornamen khas Nusantara, dan iringan musik gamelan menghadirkan nuansa yang autentik dan memikat bagi para tamu.

Restoran ini lahir pada tahun 1984 berkat visi dan semangat A.M. Hanafi, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kuba, yang ingin membawa kelezatan kuliner Indonesia ke tengah-tengah masyarakat Prancis. Keluarga Hanafi pertama kali menginjakkan kaki di Paris pada 1973. Pada saat itu, belum ada restoran Indonesia di Paris. Dengan semangat memperkenalkan kekayaan kuliner dan budaya Nusantara, A.M. Hanafi mendirikan ‘Djakarta Bali’–sebuah jembatan cita rasa yang menghubungkan Indonesia dan Prancis melalui setiap hidangan.

Djakarta Bali kini berada di tangan generasi kedua, Nina Hanafi, yang meneruskan warisan kuliner sang ayah. Selama 41 tahun beroperasi, restoran ini berhasil mempertahankan otentisitas dan kualitas hidangannya. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari perhatian terhadap berbagai aspek, termasuk menu, kualitas bahan masakan, desain interior, pelayanan pelanggan, hingga strategi pemasaran yang terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Hidangan yang disajikan di Djakarta Bali tidak hanya lezat dan kaya cita rasa, tetapi juga dijamin halal. Menu yang ditawarkan pun beragam, mencakup hidangan manis hingga gurih khas dari berbagai daerah seperti Jawa, Sumatra, dan Bali.

Pada awalnya, Djakarta Bali lebih dikenal dengan sajian Rijsttafel — konsep jamuan ala Belanda yang menyajikan aneka masakan Nusantara secara bersamaan di atas meja, sehingga para tamu dapat mencicipi berbagai jenis masakan Indonesia dalam satu pengalaman makan. Kini, menu telah disederhanakan untuk memudahkan pelanggan, dengan pilihan hidangan yang dapat dipesan secara individual.

Menurut Nina Hanafi, menu favorit tamu adalah nasi goreng spesial, sate dan rendang. Selain itu, tamu dari kalangan muda juga kerap memesan mie ayam dan lumpia yang cocok dinikmati bersama-sama. Sedangkan yang selalu menjadi andalan dari restoran ini adalah Rijsttafel-nya. Di antara semua pilihan, Rijsttafel tetap menjadi menu andalan yang menjadi ciri khas dan daya tarik utama restoran ini

Selain memperkenalkan budaya Indonesia melalui kuliner, restoran Djakarta Bali juga menghadirkan hiburan bagi para tamu berupa pertunjukan tarian tradisional Indonesia yang digelar setiap hari Jumat.Tarian ini dibawakan oleh seorang penari diaspora Indonesia yang juga aktif di bidang seni dan berprofesi sebagai guru tari di Paris.

Bagi Nina, restoran khas Indonesia di luar negeri merupakan aset bagi negara sebagai tempat atau jendela dan pintu untuk para tamu membukanya dan melangkah lebih jauh mengenal Indonesia dengan datang langsung. Karenanya, penting bagi Nina untuk bisa mempersembahkan kuliner Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup orang Prancis.

Bagi Nina, restoran Indonesia di luar negeri adalah aset berharga bagi negara. Tidak hanya tempat makan, namun sebagai sebuah jendela sekaligus pintu bagi para tamu untuk mengenal Indonesia lebih dalam, bahkan mendorong mereka untuk datang langsung ke tanah air. Karena itulah, ia menganggap penting untuk mempersembahkan kuliner Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Prancis.

 




Etihad Airways Luncurkan Penerbangan Langsung Medan ke Abu Dhabi, Dukung Perluasan Konektivitas di Asia Tenggara

Sebelumnya

Nikmatnya Secangkir Kopi, Pahalanya Mengalir Lewat WAKAFein

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon