Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

BUNDA, pernah tidak mendengar atau membaca berita tentang seorang anak yang mengalami multisystem inflammatory in children (MIS-C)  karena Covid-19 dengan keluhan yang berat?

Berita ini sangat mencuri perhatian para orangtua dan menimbulkan kekhawatiran luar biasa, takut jika anak sewaktu-waktu mengalami hal serupa.

Apa sih sebenarnya multisystem inflammatory in children ini?

MIS-C adalah suatu kondisi di mana banyak organ tubuh yang mengalami peradangan akibat terpapar virus Corona. Organ tubuh yang mengalami peradangan itu antara lain jantung, kulit, paru-paru, otak, saluran cerna, ginjal, dan mata.

Anak yang mengalami hal ini biasanya mengeluhkan munculnya gejala ringan hingga berat. Gejala ringan itu di antaranya demam, nyeri perut, muntah, diare, nyeri leher, kemarahan pada kulit, mata merah, hingga merasa sangat lelah.

Sedangkan gejala beratnya dapat berupa sulit bernapas, nyeri atau rasa tertekan di dada yang tidak hilang, kebingungan, tidak bisa bangun/terjaga, kulit, kuku, atau bibir terlihat pucat atau kebiruan, hingga nyeri perut berat. Jika terjadi hal ini, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat.

MIS-C terjadi mayoritas pada 2 hingga 6 minggu setelah terinfeksi Covid-19, dengan kriteria:

• Demam lebih dari 24 jam.
• Peningkatan penanda inflamasi.
• Disfungsi multi organ (bisa lebih 2 organ tubuh seperti jantung, kulit, saluran cerna, ginjal, pernapasan, darah dan atau saraf.
• Hasil PCR atau hasil tes antibodi positif Covid-19 atau kontak erat dengan pasien dalam 4 minggu sebelum gejala muncul.
• Tidak ada alternatif diagnosis yang meyakinkan.

MIS-C ini dapat dialami oleh mayoritas anak yang berada di usia sekolah (8 tahun), namun juga ditemukan pada semua usia anak bahkan hingga dewasa muda (0-20 tahun). Rata-rata anak yang mengalami MIS-C (66-73 persen) dalam keadaan sehat-sehat saja.

Kabar baiknya, MIS-C ini jarang ditemukan. Walau begitu, bila terjadi pada anak dapat menimbulkan kondisi kritis bahkan hingga menyebabkan kematian. Apa yang harus dilakukan orangtua? Yaitu deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin.

Pada beberapa kasus, anak yang mengalami MIS-C akan masuk ICU (64-80 persen), memerlukan alat bantu napas (13-30 persen), membutuhkan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah (43-48 persen), dan meninggal dunia (2-4 persen).

Satu-satunya cara mencegah terjadinya MIS-C pada anak adalah dengan meminimkan resiko anak  dari kemungkinan terpapar Covid-19. Lakukan protokol kesehatan sebaik dan sebenar mungkin.

 




Kenali Arthritis alias Radang Sendi, Cegah dengan 4 Langkah Ini

Sebelumnya

5 Cara Cegah Sakit Saat Suhu Panas Melanda Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health