Ilustrasi/ FARAH
Ilustrasi/ FARAH
KOMENTAR

Saatnya kita fokus pada keuntungan belajar di rumah. Belum ada kata terlambat untuk menyelamatkan anak-anak kita dengan melakukan beberapa hal ini.

Menyusun jadwal harian yang lebih efektif

Jika kita selama satu tahun ini sudah menyusun jadwal harian tapi belum dijalankan secara konsisten, mari kita mengevaluasinya. Diskusikan bersama anak mengapa jadwal tersebut sulit dipatuhi.

Dengarkan pendapatnya untuk menyusun jadwal baru yang lebih efektif. Bukan hanya untuk belajar melainkan juga untuk kegiatan lain yang menyenangkan. Dengan demikian anak tidak mudah bosan dan lelah dengan PJJ. Pastikan setiap hari anak memiliki waktu untuk bermain dan beraktifitas tanpa gawai.

Menciptakan ruang belajar yang mengasyikkan

Jika memang tidak ada ruang sendiri untuk anak menjalani PJJ, kita bisa berkreasi untuk menciptakan pembatas zona belajar anak. Ajak anak mendekorasi zona pribadinya sesuai dengan hal-hal favoritnya. Jika anak mulai bosan, kita bisa menggantinya dengan dekorasi lain. Pastikan tempat belajarnya bersih dan nyaman.

Memenuhi rumah dengan atmosfer positif

Sebagai "markas besar" di masa pandemi, kegiatan PJJ memang kerap bentrok dengan WFH. Selama setahun ini, kita mungkin sering jengkel, marah, dan berteriak untuk mengatur berbagai kepentingan di rumah.

Saatnya kini untuk lebih piawai mengatur emosi. Kita sudah memahami pembagian waktunya dan lebih siap jika memang terjadi hal-hal di luar kendali kita.

Misalkan saja jaringan internet yang mendadak putus, laptop yang tiba-tiba hang, atau deadline sangat singkat yang membutuhkan fokus penuh tanpa terganggu. Pastikan kesulitan apa pun tidak menggoyahkan positive tone di rumah kita.

Mencari bantuan psikologis untuk mengembalikan kesehatan mental

Ada beberapa orangtua memilih menunda anaknya masuk sekolah atau menunda satu tahun ajaran (cuti belajar) karena tidak ingin anak stres. Sebagai gantinya, mereka memberikan pendidikan informal berupa les privat mata pelajaran tertentu, mengaji, atau bidang kesenian dan olahraga.

Jika kita mendapati kesehatan mental anak sudah terganggu dan kita kesulitan memperbaiki kondisi tersebut, tak perlu ragu mencari bantuan.

Misalnya anak kecanduan gawai hingga mengakibatkan perubahan temperamen atau antisosial, selalu menangis karena tugas yang menurutnya sangat susah, atau tidak jujur mengerjakan soal ujian.

Selama pandemi banyak lembaga psikologi yang menyediakan konsultasi dan konseling tanpa dipungut bayaran. Di antaranya adalah bantuan (konseling daring gratis) psikolog klinis Covid-19 yang diberikan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan layanan konsultasi psikologis online dari Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Terkait ketidakjujuran anak dalam mengerjakan soal ujian, jangan bosan untuk terus mengingatkan anak dan mencontohkan perilaku jujur kita dalam keseharian.

Kita juga bisa mengusulkan kepada pihak sekolah untuk memberikan soal yang lebih menekankan pada contoh dalam kehidupan sehari-hari daripada sekadar hafalan teori.

Jika kita masih harus menjalani PJJ hingga satu tahun lagi, mari jadikan tahun kedua pembelajaran daring ini jauh lebih menyenangkan.

 




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting