Ilustrasi bunga. (Freepik)
Ilustrasi bunga. (Freepik)
KOMENTAR

NIAT adalah fondasi, sebuah komitmen tulus yang menjadi penentu nilai amal di mata Allah Swt., seperti sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya." Namun, niat baik saja tidaklah cukup. 

Ibarat membangun rumah, niat baik adalah rencana arsitek yang indah, tetapi proses yang baik adalah material dan pengerjaan yang kokoh. Jika niat mulia diwujudkan melalui cara yang merusak, zalim, atau tidak sesuai syariat, maka tindakan tersebut justru akan mencoreng dan bahkan merusak kemuliaan niat itu sendiri. Jangan biarkan tangan kita merobohkan apa yang telah dibangun hati.

Seiring bertambahnya usia, seyogianya manusia semakin bijak dalam memaknai eksistensi dan tujuan hidupnya. Sebagai Muslim, makna eksistensi kita telah jelas: untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT serta menjadi khalifah yang memakmurkan bumi dengan adil.

Maka, mari kita pertanyakan pada diri sendiri: Sudahkah kita memperbaiki kualitas diri sebagai seorang Muslim? Kematangan usia seharusnya berbanding lurus dengan kematangan spiritual dan akhlak. 

Akhlak seorang Muslim sejati adalah cerminan dari kematangan tersebut. Ia menunjukkan integritas, kesabaran, kejujuran, dan kasih sayang, bukan hanya dalam ibadah ritual, melainkan dalam setiap interaksi dan pengambilan keputusan.

Menjadi tua dalam usia harus berarti menjadi dewasa dalam iman. Akhlak yang baik adalah bukti nyata bahwa kita telah berhasil "memanen" hikmah dari perjalanan hidup, menjadikan diri kita Muslim yang lebih baik dari hari kemarin, dan selalu berusaha memastikan bahwa setiap niat baik kita diiringi oleh langkah dan proses yang juga baik dan diridhai-Nya.




Harapan Jangan Pernah Musnah

Sebelumnya

Ingatlah, Manusia Paling Mulia Itu Tinggal di Rumah yang Teramat Sederhana

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur