Melatih indera penciuman pada pasien Covid-19 penting dilakukan secara intens agar terjadi stimulus regenerasi pada saraf peciuman/ Net
Melatih indera penciuman pada pasien Covid-19 penting dilakukan secara intens agar terjadi stimulus regenerasi pada saraf peciuman/ Net
KOMENTAR

BELAKANGAN ini banyak pasien positif virus Corona yang mengeluh mengalami kehilangan kemampuan mencium bau atau anosmia. Kondisi ini diakui secara resmi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada April lalu, sebagai salah satu efek samping dari infeksi Covid-19.

Dalam laporannya, tidak sedikit pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciuman dalam waktu yang lama, bahkan setelah mereka dinyatakan sembuh. Tentu gejala ini akan sangat memengaruhi kualitas hidup dan mengganggu pekerjaan.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

"Ada yang namanya olfactory Therapy atau terapi bau yang pada dasarnya adalah bentuk fisioterapi untuk indera penciuman," kata dr Deasi Anggraini, Sp. THT-KL, dokter spesialis THT RSUP Persahabatan, dalam Zoomtalk "Bincang Sehat" bersama RMOL.id, Jumat (27/11).

Olfactory Therapy, jelas dr Deasi, bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas saraf hidung, sehingga dapat merespon rangsangan bau dengan lebih baik. Terapi ini memanfaatkan sejumlah aroma berbeda dari minyak atsiri seperti mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih.

"Aroma itu diendus pasien selama 20 detik atau bahkan 1 menit setiap dua kali sehari hingga minimum empat bulan," ujar dr Deasi.

Minyak Atsiri ini juga dapat diganti dengan aroma kuat lain seperti kopi dan rempah-rempah. Intinya, melatih indera penciuman.

Berita baiknya, anosmia yang berkepanjangan karena Covid-19 ini hanya dialami sebagian kecil kasus. Bahkan penelitian di Italia menyebutkan, 90 persen orang yang terkena anosmia akan kembali kemampuan penciumannya dalam waktu satu bulan.

Setelah peradangan sembuh, indera penciuman biasanya kembali dalam waktu sekitar dua Minggu. Hanya saja, bagi sebagian orang peradangan dapat meninggalkan kerusakan pada saraf dan jaringan hidung.

Dan terapi bau dapat membuat pasien menstimulus regenerasi saraf.

 




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health